Answere dask B.Inggris Bisnis 2 Part A Structure and Part B Written Expresision bagian yang ke empat
Part A Structure:
1. There …. A card in the parking los last night
a. Are the
b. Is
c. Was
d. A
Answere :
c. was
alas an : karena last yang di gunakan adalah plural, maka objeknya plural juga.
2. Linda and her sister ….. at home now.
a. Are
b. Is
c. Was
d. Were
Answere :
a. Are
Alas an : untuk objek tersebut yang di gunakan adalah are
3. What …. You do yesterday ?
a. Do
b. Did
c. Are
d. Have
Answere :
b. Did
Alas an : verb yang digunakan singular, jadi objeknya singular juga.
5. Lisa has some new novels but I don’t have … novels at all.
a. Some
b. A
c. Much
d. Any
Answere :
d.any
Alas an : karena have ( plural), maka objeknya plural juga.
Answere to part B Written Expression :
16. He likes apples and my sister does either.
A B C D
Answere : d. either
Answere : karena either adalah plural, harusnya too yang digunakan.
25. the jacket is big too either for you or for me.
A B C D
Answere : b. big too
Alas an : kalimat pasif, harusnya verb yang di ke 3
37. Were you surprised see them last night at they party ?
A B C D
Answere : b. to see
Alas an : karena see adalah pleral, harusnya see yang digunakan ditambahkan ‘ to ‘ di depannya.
38. The seminar was conducted in the seventeenth of December 2006.
A B C D
Answere : c. in
Alas an : kalimat pasif, seharusnya ver yang ke-3 yang digunakan.
Senin, 23 Mei 2011
Jumat, 20 Mei 2011
PENGUKURAN BIAYA MUTU
PENGUKURAN BIAYA MUTU
Para manajer harus mampu memantau kemajuan perusahaannya dalam mencapai tujuan-tujuannya untuk meningkatkan mutu dan dalam mempertahankan tingkat mutu. Pengukuran dan pelaporan kinerja mutu sangat penting dalam mencapai keberhasilan dalam peningkatan mutu. Prasyarat dasar untuk pelaporan mutu adalah pengukuran biaya-biaya mutu. Untuk mengukur biaya mutu digunakan system penentuan biaya mutu. Sistem penentuan biata mutu ( quality-costing system) adalah system untuk pemantau dan mengumpulkan data untuk mempertahankan atau menyempurnakan mutu produk dalam suatu perusahaan. Untuk pengukuran biaya tersebut diperlukan definisi operasional mengenai mutu.
a. Definisi Mutu
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, mutu didefinisikan sebagai berikut : mutu adalah tingkat baik buruknya sesuatu. Mutu juga dapat didefinisikan sebagai tingkat keunggulan. Jadi mutu adalah ukuran related kebaikan. Namun bagaimana istilah ini diterjemahkan ke dalam realitas bisnis sehari-hari ? Secara operasional, Prodak bermutu adalah prodak yang memenuhi berbagai harapan pelanggan. Umumnya, ada dua jenis mutu yang diakui yaitu : mutu rancangan ( qualitu of design) dan mutu kesesuaian ( quality of conformance ). Mutu rancangan ( quality of design ) adalah suatu fungsi berbagai spesifikasi produk. Mutu kesesuaian ( quality of conformance ) adalah suatu ukuran mengenai bagaimana suatu produk memenuhi berbagai persyaratan atau spesifikasi. Jika produk memenuhi semua spesifikasi rancangan, produk tersebut cocok untuk digunakan.
b. Definisi Biaya Mutu
Biaya mutu adalah biaya yang terjadi atau mungkin akan terjadi karena mutu yang buruk. Jadi, biaya mutu adalah biaya yang berhubungan dengan penciptaan, pengidentifikasian, perbaikan, dan pencegahan kerusakan. Biaya tersebut dapat dikelompokkan kedalam empat golongan yaitu: 1. Biaya pencegahan, 2. Biaya penilaian, 3. Biaya kegagalan internal, 4.Biaya kegagalan eksternal.
Biaya pengecahan adalah biaya yang tearjadi untuk menga kerusakan produk atau jasa yang diproduksi. Biaya ini mencakup biaya yang berhubungan dengan perancangan, pengimplementasian, dan pemeliharaan system mutu. Jika terjadi kenaikan biaya pencegahan, kita mengharapkan terjadinya penurunan biaya kegagalan. Jadi, biaya pencegahan terjadi dalam rangka untuk menurunkan jumlah unit produk atau jasa yang mengalami ketidaksesuaian. Contoh biaya pencegahan meliputi : biaya perekayasaan mutu, program pelatihan mutu, perencanaan mutu, evaluasi oleh pemasok, audit mutu, daur mutu, dan telaah rancangan.
Biaya penilaian adalah biaya yang terjadi untuk menentukan apakah produk dan jasa sesuai dengan persyaratan-persyaratan mutu. Tujuan utama dari fungsi penilaian adalah untuk mencegah pengiriman barang-barang yang tidak sesuai persyaratan kepada pelanggan. Contoh biaya ini meliputi biaya inspeksi dan biaya pengujian bahan, inspeksi pengepakan, supervisi aktivitas penilaian, penerimaan produk, penerimaan proses, verifikasi pemasok, dan pengujian lapangan. Biaya penerimaan produk dan penerimaan proses perlu dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut :
1. Biaya penerimaan produk meliputi pensampelan dari “ batch-batch”atau produk selesai untuk menentukan apakah produk tersebut memenuhi tingkat mutu yang dapat diterima jika produk tersebut memenuhinya, maka produk tersebut dapat diterima.
2. Penerimaan proses meliputi kegiatan pensampelan barang-barang yang diproses untuk melihat apakah proses tersebut dalam kendali dan dapat menghasilkan prosuk yang tidak rusak, jika tidak dalam kendali maka proses tersebut harus dihentikan sampai tindakan koreksi diambil.
Biaya kegagalan internal
Biaya kegagaln internal adalah biaya yang terjadi kaarena produk atau jasa yang tidak sesuai persyaratan terdeteksi sebelum barang atau jasa tersebut dikirimkan ke pihak luar (pelanggan). Kegagalan ini adalah kegagalan yang terdeteksi oleh aktivitas-aktivitas penilaian.
Biaya kegagalan Eksternal
Biaya kegagalan eksternal adalah biaya yang terjadi karena prosuk dan jasa gagal menyesuaikan persyaratan-persyaratan yang diketahui setelah produk tersubut dikirimkan ke para pelanggan.
INFORMASI BIAYA MUTU
Sistem pelaporan biaya mutu sangat penting perannya bagi suatu organisasi jika organisasi tersebut benar benar Sirius mengenai peningkatan mutu dan pengendalian biaya mutu. Langkah pertama yang paling sederhana dalam menciptakan system ini adalah penilaian biaya mutu yang sesungguhnya terjadi saat ini.
1. Laporan Biaya mutu
Signifikansi keuangan dari biaya mutu dapat ditaksir dengan relative mudah dengan menggambarkan biaya-biaya tersebut dalam bentuk persentase dari penjualan yang sesungguhnya. Dalam hal ini, terdapat dua pandangan mengenai biaya mutu yang optimal yaitu:
A. tingkat mutu yang dapat diterima ( acceptable quality level ), tingkat ini didasarkan atas pandangan trasisional.
B. Pengendalian mutu secara total ( total quality control, TQC ), tingkat mutu ini didasarkan atas pandangan yang diadopsi dari perusahaan-perusahaan kelas dunia.
a. Distribusi Optimal Biaya Mutu ( pandangan Tradisional )
Banyak ahli mutupercaya bahwa ada keseimbangan optimal antara biaya pencaegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, dan biaya kegagalan eksternal. Jika biaya pencegahan dan penilaian menarik maka biaya kegagalan menurun. Selama penurunan biaya kegagalan lebih besar dari pada kenaikan biaya pencegahan dan penilaian, maka perusahaan secara kontinyu menningkatkan usahanya untuk mencegah atau mendeteksi ketidaksesuaian unit-unit prosuk yang dihasilkan dengan persyaratan-persyaratannya. Pada akhirnya, suatu titik akan dicapai yang menunjukkan keseimbangan antara peningkatan biaya pencegahan dan penilaian dengan biaya kegagalan. Setalah titik tersebut, peningkatan usaha pencegahan dan penilaian mengakibatkan biaya yang lebih besar dari pada penurunan biaya kegagalan. Tanpa adanya perubahan dalam teknologi, titik tersebut mencerminkan tingkat minimum biaya mutu total. Titik tersebut merupakan titik keseimbangan optimal antara biaya pencegahan dan penilaian dengan biaya kegagalan.
b. Distribusi optimal biaya mutu ( Pandangan kelas Dunia )
Bagi perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan kemanufakturan maju, persaingan yang ada dangat intensif dan mutu dapat menawarkan suatu keunggulan daya saing yang penting. Jika pandangan konvensional mengenai mutu dinilai salah, maka perusahaan yang mengetahui kesalahan ini dapat memanfaatkan pengetahuannya dengan mengurangi produk rusak dan sekaligus menurunkan biaya mutu total mereka. Hal ini memang banyak terjadi dan kemudian manajemen mengubah pendekatan biaya mutu yang digunkannya. Dan tingkat optimal biaya mutu terjadi ketika tidak ada produk rusak.
Namun distribusi optimal biaya mutu yang berwawasan kelas dunia dapat dikelola dengan cara yang berbeda dengan yang dinyatakan dalam model pesediaan trasisiona ( EOQ ). Pada intinya adalah :
1. Semula, perudahaan meningkatkan biaya pemecahan dan penilaian agar dapat mengurangi biaya kegagalan sehingga tercapai trade-off.
2. Pada langkah selanjutnya, perusahaan dapat memotong kembali biaya pencegahan dan penilaian.
3. Pada akhirnya, perusahaan dapat mengurangi biaya semua kelompok biaya mutu secara permanen.
2. Penggunaan Informasi Biaya Mutu
Pelaporan biaya mutu mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan dan memungkinkan perencanaan, pengendalian dan pembuatan keputusan manajerial. Sebagai contoh, untuk memutuskan penerapan program pemilihan pemasok dalam rangka meningkatkan mutu masukan bahan, manajer memerlukan pernilaian terhadap :
a. Biaya mutu saat ini untuk setiap elemen maupun setiap kelompok
b. Tambahan biaya yang berhubungan dengan program tersebut
c. Penghematan yang diproyeksikan untuk setiap elemen maupun setiap kelompok biaya.
Para manajer harus mampu memantau kemajuan perusahaannya dalam mencapai tujuan-tujuannya untuk meningkatkan mutu dan dalam mempertahankan tingkat mutu. Pengukuran dan pelaporan kinerja mutu sangat penting dalam mencapai keberhasilan dalam peningkatan mutu. Prasyarat dasar untuk pelaporan mutu adalah pengukuran biaya-biaya mutu. Untuk mengukur biaya mutu digunakan system penentuan biaya mutu. Sistem penentuan biata mutu ( quality-costing system) adalah system untuk pemantau dan mengumpulkan data untuk mempertahankan atau menyempurnakan mutu produk dalam suatu perusahaan. Untuk pengukuran biaya tersebut diperlukan definisi operasional mengenai mutu.
a. Definisi Mutu
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, mutu didefinisikan sebagai berikut : mutu adalah tingkat baik buruknya sesuatu. Mutu juga dapat didefinisikan sebagai tingkat keunggulan. Jadi mutu adalah ukuran related kebaikan. Namun bagaimana istilah ini diterjemahkan ke dalam realitas bisnis sehari-hari ? Secara operasional, Prodak bermutu adalah prodak yang memenuhi berbagai harapan pelanggan. Umumnya, ada dua jenis mutu yang diakui yaitu : mutu rancangan ( qualitu of design) dan mutu kesesuaian ( quality of conformance ). Mutu rancangan ( quality of design ) adalah suatu fungsi berbagai spesifikasi produk. Mutu kesesuaian ( quality of conformance ) adalah suatu ukuran mengenai bagaimana suatu produk memenuhi berbagai persyaratan atau spesifikasi. Jika produk memenuhi semua spesifikasi rancangan, produk tersebut cocok untuk digunakan.
b. Definisi Biaya Mutu
Biaya mutu adalah biaya yang terjadi atau mungkin akan terjadi karena mutu yang buruk. Jadi, biaya mutu adalah biaya yang berhubungan dengan penciptaan, pengidentifikasian, perbaikan, dan pencegahan kerusakan. Biaya tersebut dapat dikelompokkan kedalam empat golongan yaitu: 1. Biaya pencegahan, 2. Biaya penilaian, 3. Biaya kegagalan internal, 4.Biaya kegagalan eksternal.
Biaya pengecahan adalah biaya yang tearjadi untuk menga kerusakan produk atau jasa yang diproduksi. Biaya ini mencakup biaya yang berhubungan dengan perancangan, pengimplementasian, dan pemeliharaan system mutu. Jika terjadi kenaikan biaya pencegahan, kita mengharapkan terjadinya penurunan biaya kegagalan. Jadi, biaya pencegahan terjadi dalam rangka untuk menurunkan jumlah unit produk atau jasa yang mengalami ketidaksesuaian. Contoh biaya pencegahan meliputi : biaya perekayasaan mutu, program pelatihan mutu, perencanaan mutu, evaluasi oleh pemasok, audit mutu, daur mutu, dan telaah rancangan.
Biaya penilaian adalah biaya yang terjadi untuk menentukan apakah produk dan jasa sesuai dengan persyaratan-persyaratan mutu. Tujuan utama dari fungsi penilaian adalah untuk mencegah pengiriman barang-barang yang tidak sesuai persyaratan kepada pelanggan. Contoh biaya ini meliputi biaya inspeksi dan biaya pengujian bahan, inspeksi pengepakan, supervisi aktivitas penilaian, penerimaan produk, penerimaan proses, verifikasi pemasok, dan pengujian lapangan. Biaya penerimaan produk dan penerimaan proses perlu dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut :
1. Biaya penerimaan produk meliputi pensampelan dari “ batch-batch”atau produk selesai untuk menentukan apakah produk tersebut memenuhi tingkat mutu yang dapat diterima jika produk tersebut memenuhinya, maka produk tersebut dapat diterima.
2. Penerimaan proses meliputi kegiatan pensampelan barang-barang yang diproses untuk melihat apakah proses tersebut dalam kendali dan dapat menghasilkan prosuk yang tidak rusak, jika tidak dalam kendali maka proses tersebut harus dihentikan sampai tindakan koreksi diambil.
Biaya kegagalan internal
Biaya kegagaln internal adalah biaya yang terjadi kaarena produk atau jasa yang tidak sesuai persyaratan terdeteksi sebelum barang atau jasa tersebut dikirimkan ke pihak luar (pelanggan). Kegagalan ini adalah kegagalan yang terdeteksi oleh aktivitas-aktivitas penilaian.
Biaya kegagalan Eksternal
Biaya kegagalan eksternal adalah biaya yang terjadi karena prosuk dan jasa gagal menyesuaikan persyaratan-persyaratan yang diketahui setelah produk tersubut dikirimkan ke para pelanggan.
INFORMASI BIAYA MUTU
Sistem pelaporan biaya mutu sangat penting perannya bagi suatu organisasi jika organisasi tersebut benar benar Sirius mengenai peningkatan mutu dan pengendalian biaya mutu. Langkah pertama yang paling sederhana dalam menciptakan system ini adalah penilaian biaya mutu yang sesungguhnya terjadi saat ini.
1. Laporan Biaya mutu
Signifikansi keuangan dari biaya mutu dapat ditaksir dengan relative mudah dengan menggambarkan biaya-biaya tersebut dalam bentuk persentase dari penjualan yang sesungguhnya. Dalam hal ini, terdapat dua pandangan mengenai biaya mutu yang optimal yaitu:
A. tingkat mutu yang dapat diterima ( acceptable quality level ), tingkat ini didasarkan atas pandangan trasisional.
B. Pengendalian mutu secara total ( total quality control, TQC ), tingkat mutu ini didasarkan atas pandangan yang diadopsi dari perusahaan-perusahaan kelas dunia.
a. Distribusi Optimal Biaya Mutu ( pandangan Tradisional )
Banyak ahli mutupercaya bahwa ada keseimbangan optimal antara biaya pencaegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, dan biaya kegagalan eksternal. Jika biaya pencegahan dan penilaian menarik maka biaya kegagalan menurun. Selama penurunan biaya kegagalan lebih besar dari pada kenaikan biaya pencegahan dan penilaian, maka perusahaan secara kontinyu menningkatkan usahanya untuk mencegah atau mendeteksi ketidaksesuaian unit-unit prosuk yang dihasilkan dengan persyaratan-persyaratannya. Pada akhirnya, suatu titik akan dicapai yang menunjukkan keseimbangan antara peningkatan biaya pencegahan dan penilaian dengan biaya kegagalan. Setalah titik tersebut, peningkatan usaha pencegahan dan penilaian mengakibatkan biaya yang lebih besar dari pada penurunan biaya kegagalan. Tanpa adanya perubahan dalam teknologi, titik tersebut mencerminkan tingkat minimum biaya mutu total. Titik tersebut merupakan titik keseimbangan optimal antara biaya pencegahan dan penilaian dengan biaya kegagalan.
b. Distribusi optimal biaya mutu ( Pandangan kelas Dunia )
Bagi perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan kemanufakturan maju, persaingan yang ada dangat intensif dan mutu dapat menawarkan suatu keunggulan daya saing yang penting. Jika pandangan konvensional mengenai mutu dinilai salah, maka perusahaan yang mengetahui kesalahan ini dapat memanfaatkan pengetahuannya dengan mengurangi produk rusak dan sekaligus menurunkan biaya mutu total mereka. Hal ini memang banyak terjadi dan kemudian manajemen mengubah pendekatan biaya mutu yang digunkannya. Dan tingkat optimal biaya mutu terjadi ketika tidak ada produk rusak.
Namun distribusi optimal biaya mutu yang berwawasan kelas dunia dapat dikelola dengan cara yang berbeda dengan yang dinyatakan dalam model pesediaan trasisiona ( EOQ ). Pada intinya adalah :
1. Semula, perudahaan meningkatkan biaya pemecahan dan penilaian agar dapat mengurangi biaya kegagalan sehingga tercapai trade-off.
2. Pada langkah selanjutnya, perusahaan dapat memotong kembali biaya pencegahan dan penilaian.
3. Pada akhirnya, perusahaan dapat mengurangi biaya semua kelompok biaya mutu secara permanen.
2. Penggunaan Informasi Biaya Mutu
Pelaporan biaya mutu mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan dan memungkinkan perencanaan, pengendalian dan pembuatan keputusan manajerial. Sebagai contoh, untuk memutuskan penerapan program pemilihan pemasok dalam rangka meningkatkan mutu masukan bahan, manajer memerlukan pernilaian terhadap :
a. Biaya mutu saat ini untuk setiap elemen maupun setiap kelompok
b. Tambahan biaya yang berhubungan dengan program tersebut
c. Penghematan yang diproyeksikan untuk setiap elemen maupun setiap kelompok biaya.
Tugas Bahasa Inggris Part 3
PRACTICE TEST FOUR
Structure - Part A
2. He was an ...
answer = d. obident children
reason = karena articles 'an' itu untuk objek konsonan vokal maka yg tepat yg awalan katanya huruf vokal atau hidup
5. You should bring ... umbrella.
answer = a. an
reason = karena umbrella awalan hurufnya vokal maka articles yg dipakai 'an'.
6. I need to drink ... water because I am thirsty.
answer = c. some
reason = karena 'water' adalah objek yg tidak bisa dihitung dan jumlahnya banyak.
9. ...your sisters going shopping at the moment?
answer = a. is
reason = karena Present Continuous Tense yang dipakai maka kata tanya yg digunakan bentuk ' to be'.
Written Expression - Part B
18. I attended the book launching yesterday, but I could not get the write's autograph.
answer = B. book launching
reason = harusnya dibalik ..menjadi launching book
22. I wanted to thank them for all their kind.
answer = D. kind
reason = harusnya kind'nya dalam bentuk kata benda..maka lebih tepatnya adalah kindness.
24. Them always play tennis on Saturday afternoons or on Sunday mornings.
answer = A. them
reason = subjek yg digunakan adalah orang pertama -> They
29. My brother always goes to campus on car everyday.
answer = C. on car
reason = harusnya by car.
-PART A- (STRUCTURE)
1. Where does the girl... now?
answer= D. work
reason= karena yg diminta verb dlm bentuk pertama (present tense)
2. Some of my classmates... English course now.
answer= C. take
reason= karena jumlah subke nya banyak (plural) maka verb yg di pakai verb1 tanpa tambahan 's'
3. When she arrived at home, her parents...TV.
answer= B. were watching
reason= karena past continuous dan subjek nya plural
6. I understand what... are saying.
answer=C. they
reason= yg diminta subjek pertama..
-PART B- WRITTEN EXPRESSION
25. I sometimes hear the baby to cry at night.
answer= A. sometimes
reason= peletakan keterangan 'sometimes' tepatnya di awal kalimat sebelum subjek
27. Peter was the first arrive at school yesterday morning.
answer= B. arrive
reason= karena keterangan waktunya lampau (yesterday) maka verb yg di gunakan bentuk Past tense -> arrived
37. Jack, with her friend Albert, always go swimming on Sundays.
answer= A. with
reason= kata penghubung yg tepat adalah 'and' .
40. What are your parents doing last night at home when you arrived?
answer= A. are
reason= karena keterangan waktunya Past Tense maka to be yg di gunakan 'were' .
Structure - Part A
2. He was an ...
answer = d. obident children
reason = karena articles 'an' itu untuk objek konsonan vokal maka yg tepat yg awalan katanya huruf vokal atau hidup
5. You should bring ... umbrella.
answer = a. an
reason = karena umbrella awalan hurufnya vokal maka articles yg dipakai 'an'.
6. I need to drink ... water because I am thirsty.
answer = c. some
reason = karena 'water' adalah objek yg tidak bisa dihitung dan jumlahnya banyak.
9. ...your sisters going shopping at the moment?
answer = a. is
reason = karena Present Continuous Tense yang dipakai maka kata tanya yg digunakan bentuk ' to be'.
Written Expression - Part B
18. I attended the book launching yesterday, but I could not get the write's autograph.
answer = B. book launching
reason = harusnya dibalik ..menjadi launching book
22. I wanted to thank them for all their kind.
answer = D. kind
reason = harusnya kind'nya dalam bentuk kata benda..maka lebih tepatnya adalah kindness.
24. Them always play tennis on Saturday afternoons or on Sunday mornings.
answer = A. them
reason = subjek yg digunakan adalah orang pertama -> They
29. My brother always goes to campus on car everyday.
answer = C. on car
reason = harusnya by car.
-PART A- (STRUCTURE)
1. Where does the girl... now?
answer= D. work
reason= karena yg diminta verb dlm bentuk pertama (present tense)
2. Some of my classmates... English course now.
answer= C. take
reason= karena jumlah subke nya banyak (plural) maka verb yg di pakai verb1 tanpa tambahan 's'
3. When she arrived at home, her parents...TV.
answer= B. were watching
reason= karena past continuous dan subjek nya plural
6. I understand what... are saying.
answer=C. they
reason= yg diminta subjek pertama..
-PART B- WRITTEN EXPRESSION
25. I sometimes hear the baby to cry at night.
answer= A. sometimes
reason= peletakan keterangan 'sometimes' tepatnya di awal kalimat sebelum subjek
27. Peter was the first arrive at school yesterday morning.
answer= B. arrive
reason= karena keterangan waktunya lampau (yesterday) maka verb yg di gunakan bentuk Past tense -> arrived
37. Jack, with her friend Albert, always go swimming on Sundays.
answer= A. with
reason= kata penghubung yg tepat adalah 'and' .
40. What are your parents doing last night at home when you arrived?
answer= A. are
reason= karena keterangan waktunya Past Tense maka to be yg di gunakan 'were' .
Kamis, 14 April 2011
Answere dask B.Inggris Bisnis 2 Part A Structure and Part B Written Expresision bagian yang ke dua
Answere dask B.Inggris Bisnis 2 Part A Structure and Part B Written Expresision
Task Bahasa Inggris Bisnis 2 :
Name : Ruben sihombing
NPM : 11207531
Class : 4 EA 05
Answer the part A:
3. There were …. On the table yesterday morning..
a. it in water
b. some water
c. some oranges
d. any mangoes
answere :
jawaban : c. some oranges
alas an : karena ada were ( plural) maka objeknya plural juga.
4. Mr. Jonathan…. Any books in the room yesterday
a. didn’t find
b. he met
c. see
d. meet
answere :
a. Didn’t find
Alas an : kareana verb lah yang dipakai.
6. I thing he is …. European girl
a. a
b. some
c. the
d. an
answere :
a. A
Alas an : karena untuk objek tersebut yang di pakai adalah artide
8. The …. Always walks in the park in the mornings
a. children
b. kids
c. women
d. man
answere :
d. man
alas an : verb yang digunakan singular, jadi subjeknya singular juga
Answer the part B:
26. Everyone knows that Linda is a nery girl polite
A B C
Answere:
a. Everyone
Alas an : it should read red car
29. There are too many student in the small room beside the library
A B C D
Answere :
A Student
Alas an : karena many plural, seharusnya student yang di gunakan di tambah ‘s’ di belakangnya.
37. The latter will be send tomorrow by Jack
A B C D
Answere :
C. send
Alas an : karena kalimat pasif, seharusnya verb yang ke 3.
39. The car red in the parking lot in the basement is my friend’s car.
A B C D
Answere:
A. Car red
Alas an : it should read red car
Task Bahasa Inggris Bisnis 2 :
Name : Ruben sihombing
NPM : 11207531
Class : 4 EA 05
Answer the part A:
3. There were …. On the table yesterday morning..
a. it in water
b. some water
c. some oranges
d. any mangoes
answere :
jawaban : c. some oranges
alas an : karena ada were ( plural) maka objeknya plural juga.
4. Mr. Jonathan…. Any books in the room yesterday
a. didn’t find
b. he met
c. see
d. meet
answere :
a. Didn’t find
Alas an : kareana verb lah yang dipakai.
6. I thing he is …. European girl
a. a
b. some
c. the
d. an
answere :
a. A
Alas an : karena untuk objek tersebut yang di pakai adalah artide
8. The …. Always walks in the park in the mornings
a. children
b. kids
c. women
d. man
answere :
d. man
alas an : verb yang digunakan singular, jadi subjeknya singular juga
Answer the part B:
26. Everyone knows that Linda is a nery girl polite
A B C
Answere:
a. Everyone
Alas an : it should read red car
29. There are too many student in the small room beside the library
A B C D
Answere :
A Student
Alas an : karena many plural, seharusnya student yang di gunakan di tambah ‘s’ di belakangnya.
37. The latter will be send tomorrow by Jack
A B C D
Answere :
C. send
Alas an : karena kalimat pasif, seharusnya verb yang ke 3.
39. The car red in the parking lot in the basement is my friend’s car.
A B C D
Answere:
A. Car red
Alas an : it should read red car
Rabu, 02 Maret 2011
Answere dask B.Inggris Bisnis 2 Part A Structure and Part B Written Expresision
Task Bahasa Inggris Bisnis 2 :
Name : Ruben sihombing
NPM : 11207531
Class : 4 EA 05
Answer the part A:
2.The novel that I borrowed yesterday from the library …. Very interesting.
a. Are
b. Were
c. is
d. it is
answere : c. is
karena “the novel “ itu adalah subjek sebagai singular ( jumlah tunggal )
tu be yang di gunakan adalah is.
5. My mother bought three … two days ago.
a. knives
b. knifes
c. book
d. brief
answere : a. knives
karena three ( plural ) adalah jumlah jamak.
Jadi objeknya berjumlah jamak juga yaitu knives.
7. Mathematics …. Not my favorite lesson.
a. are
b. is
c. were
d. become
answere : b. is
karena subjeknya singular ( mathematics ), jadi to be yang di gunakan singular juga yaitu is.
11. I have two ….. You can borrow one of them if you like.
a. dictionary
b. pen
c. dictionaries
d. dictionaries
answere : d. dictionaries
karena jumlah yang disebutkan plural ( two ) jadi objeknya yang berjumlah banyak juga yaitu dictionaries.
Answer the part B:
31. How many child do Mr. and Mrs. Nathan have ?
A B C D
Answere : b. child
Alas an seharusnya childs kareana subjeknya memakai modal have ( plural ) jadi childnya harus ditambah ‘ s ‘.
33. My brother usually drink a glass of milk in the morning before he goes to school.
A B C D
Answere : a. drink
Alas an : seharusnya drinks karena subjeknya “ my brother “ ( singular) jadi drinknya di tambahin ‘s’.
36. She always wash her clothes in her free time or in the afternoon.
A B C D
Answere : a. wash
Alas an : seharusnya washes, karena subjeknya singular ( she ) jadi, washnya di tambahkan ‘es’.
39. The car that he boght several weeks ago were stolen last night.
A B C D
Answere : d. were
Alas an : seharusnya to be yang di gunakan adalah was , karena the car adalah subjek singular.
Name : Ruben sihombing
NPM : 11207531
Class : 4 EA 05
Answer the part A:
2.The novel that I borrowed yesterday from the library …. Very interesting.
a. Are
b. Were
c. is
d. it is
answere : c. is
karena “the novel “ itu adalah subjek sebagai singular ( jumlah tunggal )
tu be yang di gunakan adalah is.
5. My mother bought three … two days ago.
a. knives
b. knifes
c. book
d. brief
answere : a. knives
karena three ( plural ) adalah jumlah jamak.
Jadi objeknya berjumlah jamak juga yaitu knives.
7. Mathematics …. Not my favorite lesson.
a. are
b. is
c. were
d. become
answere : b. is
karena subjeknya singular ( mathematics ), jadi to be yang di gunakan singular juga yaitu is.
11. I have two ….. You can borrow one of them if you like.
a. dictionary
b. pen
c. dictionaries
d. dictionaries
answere : d. dictionaries
karena jumlah yang disebutkan plural ( two ) jadi objeknya yang berjumlah banyak juga yaitu dictionaries.
Answer the part B:
31. How many child do Mr. and Mrs. Nathan have ?
A B C D
Answere : b. child
Alas an seharusnya childs kareana subjeknya memakai modal have ( plural ) jadi childnya harus ditambah ‘ s ‘.
33. My brother usually drink a glass of milk in the morning before he goes to school.
A B C D
Answere : a. drink
Alas an : seharusnya drinks karena subjeknya “ my brother “ ( singular) jadi drinknya di tambahin ‘s’.
36. She always wash her clothes in her free time or in the afternoon.
A B C D
Answere : a. wash
Alas an : seharusnya washes, karena subjeknya singular ( she ) jadi, washnya di tambahkan ‘es’.
39. The car that he boght several weeks ago were stolen last night.
A B C D
Answere : d. were
Alas an : seharusnya to be yang di gunakan adalah was , karena the car adalah subjek singular.
Rabu, 03 November 2010
Etika Bisnis
I. PENDAHULUAN
Etika dan integritas merupakan suatu keinginan yang murni dalam membantu orang lain. Kejujuran yang ekstrim, kemampuan untuk mengenalisis batas-batas kompetisi seseorang, kemampuan untuk mengakui kesalahan dan belajar dari kegagalan. Kompetisi inilah yang harus memanas belakangan ini. Kata itu mengisyaratkan sebuah konsep bahwa mereka yang berhasil adalah yang mahir menghancurkan musuh-musuhnya. Banyak yang mengatakan kompetisi lambangketamakan. Padahal, perdagangan dunia yang lebih bebas dimasa mendatang justru mempromosikan kompetisi yang juga lebih bebas. Lewat ilmu kompetisi kita dapat merenungkan, membayangkan eksportir kita yang ditantang untuk terjun ke arena baru yaitu pasar bebas dimasa mendatang. Kemampuan berkompetisi seharusnya sama sekali tidak ditentukan oleh ukuran besar kecilnya sebuah perusahaan. Inilah yang sering dikonsepkan berbeda oleh penguasa kita.
Jika kita ingin mencapai target ditahun 2000, sudah saatnya dunia bisnis kita mampu menciptakan kegiatan bisnis yang bermoral dan beretika, yang terlihat perjalanan yang seiring dan saling membutuhkan antara golongan menengah kebawah dan pengusaha golongan atas. Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain yaitu pengendalian diri, pengembangan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri,menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep pembangunan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjutan, menghindari sikap 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi) mampu mengatakan yang benar itu benar, dll.
Dengan adanya moral dan etika dalam dunia bisnis, serta kesadaran semua pihak untuk melaksanakannya, kita yakin jurang itu dapat dikurangi, serta kita optimis salah satu kendala dalam menghadapi era globalisasi pada tahun 2000 an dapat diatasi.
II. MORAL DAN EKTIKA DALAM DUNIA BISNIS
a. Moral Dalam Dunia Bisnis
Sejalan dengan berakhirnya pertemuan para pemimpin APEC di Osaka Jepang dan dengan diperjelasnya istilah untuk menjadikan Asia Pasifik ditahun 2000 menjadi daerah perdagangan yang bebas sehingga baik kita batas dunia akan semakin "kabur" (borderless) world. Hal ini jelas membuat semua kegiatan saling berpacu satu sama lain untuk mendapatkan kesempatan (opportunity) dan keuntungan (profit). Kadang segala cara mengindahkan ada pihak yang dirugikan atau tidak.Dengan kondisi seperti ini, pelaku bisnis kita jelas akan semakin berpacu dengan waktu serta negara-negara lainnya agar terwujud suatu tatanan perekonomian yang saling menguntungkan. Namun perlu kita pertanyakan apakah yang diharapkan oleh pemimpin APEC tersebut dapat terwujud manakala masih ada bisnis kita khususnya dan internasional umumnya dihinggapi kehendak saling "menindas" agar memperoleh tingkat keuntungan yang berlipat ganda. Inilah yang merupakan tantangan bagi etika bisnis kita. Jika kita ingin mencapai target pada tahun 2000 an, ada saatnya dunia bisnis kita mampu menciptakan kegiatan bisnis yang bermoral dan beretika, yang terlihat perjalanan yang seiring dan saling membutuhkan antara golongan menengah kebawah dan pengusaha golongan keatas. Apakah hal ini dapat diwujudkan ?
Berbicara tentang moral sangat erat kaitannya dengan pembicaraan agama dan budaya, artinya kaidah-kaidah dari moral pelaku bisnis sangat dipengaruhi oleh ajaran serta budaya yang dimiliki oleh pelaku-pelaku bisnis sendiri. Setiap agama mengajarkan pada umatnya untuk memiliki moral yang terpuji, apakah itu dalam kegiatan mendapatkan keuntungan dalam ber-"bisnis". Jadi, moral sudah jelas merupakan suatu yang terpuji dan pasti memberikan dampak positif bagi kedua belah pihak. Umpamanya, dalam melakukan transaksi, jika dilakukan dengan jujur dan konsekwen, jelas kedua belah pihak akan merasa puas dan memperoleh kepercayaan satu sama lain, yang pada akhirnya akan terjalin kerja sama yang erat saling menguntungkan. Moral dan bisnis perlu terus ada agar terdapat dunia bisnis yang benar-benar menjamin tingkat kepuasan, baik pada konsumen maupun produsen. Kenapa hal perlu ini dibicarakan?
Isu yang mencuat adalah semakin pesatnya perkembangan informasi tanpa diimbangi dengan dunia bisnis yang ber "moral", dunia ini akan menjadi suatu rimba modern yang di kuat menindas yang lemah sehingga apa yang diamanatkan UUD 1945, Pasal 33 dan GBHN untuk menciptakan keadilan dan pemerataan tidak akan pernah terwujud. Moral lahir dari orang yang memiliki dan mengetahui ajaran agama dan budaya. Agama telah mengatur seseorang dalam melakukan hubungan dengan orang sehingga dapat dinyatakan bahwa orang yang mendasarkan bisnisnya pada agama akan memiliki moral yang terpuji dalam melakukan bisnis. Berdasarkan ini sebenarnya moral dalam berbisnis tidak akan bisa ditentukan dalam bentuk suatu peraturan (rule) yang ditetapkan oleh pihak-pihak tertentu. Moral harus tumbuh dari diri seseorang dengan pengetahuan ajaran agama yang dianut budaya dan dimiliki harus mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Etika Dalam Dunia Bisnis
Apabila moral merupakan sesuatu yang mendorong orang untuk melakukan kebaikan etika bertindak sebagai rambu-rambu (sign) yang merupakan kesepakatan secara rela dari semua anggota suatu kelompok. Dunia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika (patokan/rambu-rambu) yang menjamin kegiatan bisnis yang seimbang, selaras, dan serasi.
Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji (good conduct) yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Etika di dalam bisnis sudahterkait lainnya. Mengapa ? Dunia bisnis, yang tidak ada menyangkut hubungan antara pengusaha dengan pengusaha, tetapi mempunyai kaitan secara nasional bahkan internasional. Tentu dalam hal ini, untuk mewujudkan etika dalam berbisnis perlu pembicaraan yang transparan antara semua pihak, baik pengusaha, pemerintah, masyarakat maupun bangsa lain agar jangan hanya satu pihak saja yang menjalankan etika sementara pihak lain berpijak kepada apa yang mereka inginkan. Artinya kalau ada pihak terkait yang tidak mengetahui dan menyetujui adanya etika moral dan etika, jelas apa yang disepakati oleh kalangan bisnis tadi tidak akan pernah bisa diwujudkan. Jadi, jelas untuk menghasilkan suatu etika didalam berbisnis yang menjamin adanya kepedulian antara satu pihak dan pihak lain tidak perlu pembicaraan yang bersifat global yang mengarah kepada suatu aturan yang tidak merugikan siapapun dalam perekonomian. Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain ialah :
1. Pengendalian diri
Artinya, pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang dan menekan pihak lain dan menggunakan keuntungan dengan jalan main curang dan menakan pihak lain dan menggunakan keuntungan tersebut walaupun keuntungan itu merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang "etis".
2. Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk "uang" dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya.
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
Bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya tranformasi informasi dan teknologi.
4. Menciptakan persaingan yang sehat
Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya, harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.
5. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)
Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan negara.
6. Mampu menyatakan yang benar itu benar
Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan "katabelece" dari "koneksi" serta melakukan "kongkalikong" dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi" serta memberikan "komisi" kepada pihak yang terkait.
7. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan
pengusaha kebawah
Untuk menciptakan kondisi bisnis yang "kondusif" harus ada saling percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah agar pengusaha lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan. Yang selama ini kepercayaan itu hanya ada antara pihak golongan kuat, saat sekarang sudah waktunya memberikan kesempatan kepada pihak menengah untuk berkembang dan berkiprah dalam dunia bisnis.
8. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut. Mengapa? Seandainya semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada "oknum", baik pengusaha sendiri maupun pihak yang lain mencoba untuk melakukan "kecurangan" demi kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika bisnis itu akan "gugur" satu semi satu.
9. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
Jika etika ini telah memiliki oleh semua pihak, jelas semua memberikan suatu ketentraman dan kenyamanan dalam berbisnis.
10. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang
berupa peraturan perundang-undangan
Hal ini untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti "proteksi" terhadap pengusaha lemah.
III. DUNIA BISNIS
Perubahan perdagangan dunia menuntut segera dibenahinya etika bisnis agar tatanan ekonomi dunia semakin membaik. Langkah apa yang harus ditempuh? Didalam bisnis tidak jarang berlaku konsep tujuan menghalalkan segala cara. Bahkan tindakan yang berbau kriminal pun ditempuh demi pencapaian suatu tujuan. Kalau sudah demikian, pengusaha yang menjadi pengerak motor perekonomian akan berubah menjadi binatang ekonomi.
Terjadinya perbuatan tercela dalam dunia bisnis tampaknya tidak menampakan kecenderungan tetapi sebaliknya, makin hari semakin meningkat. Tindakan mark up, ingkar janji, tidak mengindahkan kepentingan masyarakat, tidak memperhatikan sumber daya alam maupun tindakan kolusi dan suap merupakan segelintir contoh pengabdian para pengusaha terhadap etika bisnis. Secara sederhana etika bisnis dapat diartikan sebagai suatu aturan main yang tidak mengikat karena bukan hukum. Tetapi harus diingat dalam praktek bisnis sehari-hari etika bisnis dapat menjadi batasan bagi aktivitas bisnis yang dijalankan. Etika bisnis sangat penting mengingat dunia usaha tidak lepas dari elemen-elemen lainnya. Keberadaan usaha pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Bisnis tidak hanya mempunyai hubungan dengan orang-orang maupun badan hukum sebagai pemasok, pembeli, penyalur, pemakai dan lain-lain. Sebagai bagian dari masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-norma yang ada pada masyarakat. Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak bisa dipisahkan itu membawa serta etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika itu antara sesama pelaku bisnis maupun etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan langsung maupun tidak langsung.
Dengan memetakan pola hubungan dalam bisnis seperti itu dapat dilihat bahwa prinsip-prinsip etika bisnis terwujud dalam satu pola hubungan yang bersifat interaktif. Hubungan ini tidak hanya dalam satu negara, tetapi meliputi berbagai negara yang terintegrasi dalam hubungan perdagangan dunia yang nuansanya kini telah berubah. Perubahan nuansa perkembangan dunia itu menuntut segera dibenahinya etika bisnis. Pasalnya, kondisi hukum yang melingkupi dunia usaha terlalu jauh tertinggal dari pertumbuhan serta perkembangan dibidang ekonomi. Jalinan hubungan usaha dengan pihak-pihak lain yang terkait begitu kompleks. Akibatnya, ketika dunia usaha melaju pesat, ada pihak-pihak yang tertinggal dan dirugikan, karena peranti hukum dan aturan main dunia usaha belum mendapatkan perhatian yang seimbang. Salah satu contoh yang selanjutnya menjadi masalah bagipemerintah dan dunia usahaadalah masih adanya pelanggaran terhadap masalah upah buruh. Hal ini menyebabkan ada beberapa produk nasional terkena batasan di pasdar internasional. Contoh lain adalah hasil hutan yang mendapat protes keras karena pengusaha Indonesia di nilai tidak memperhatikan kelangsungan sumber alam yang sangat berharga.
IV. Penutup
Pelanggaran Etika bisnis itu dapat melemahkan daya saing hasil industri dipasar internasional. Ini bias menjadi sikap para pengusaha kita . Lebih parah lagi bila pengusaha Indonesia menganggap remeh etika bisnis yang berlaku secara umum dan tidak pengikat itu. Kecenderungan makin banyaknya pelanggaran etika bisnis membuat keprihatinan banyak pihak. Pengabaian etika bisnis dirasakan akan membawa kerugian tidak saja buat masyarakat, tetapi juga bagi tatanan ekonomi nasional. Disadari atau tidak Para pengusaha yang tidak memperhatikan etika bisnis akan menghancurkan nama mereka sendiri dan Negara.
Referensi :
Ritha F. Dalimunthe
I. PENDAHULUAN
Etika dan integritas merupakan suatu keinginan yang murni dalam membantu orang lain. Kejujuran yang ekstrim, kemampuan untuk mengenalisis batas-batas kompetisi seseorang, kemampuan untuk mengakui kesalahan dan belajar dari kegagalan. Kompetisi inilah yang harus memanas belakangan ini. Kata itu mengisyaratkan sebuah konsep bahwa mereka yang berhasil adalah yang mahir menghancurkan musuh-musuhnya. Banyak yang mengatakan kompetisi lambangketamakan. Padahal, perdagangan dunia yang lebih bebas dimasa mendatang justru mempromosikan kompetisi yang juga lebih bebas. Lewat ilmu kompetisi kita dapat merenungkan, membayangkan eksportir kita yang ditantang untuk terjun ke arena baru yaitu pasar bebas dimasa mendatang. Kemampuan berkompetisi seharusnya sama sekali tidak ditentukan oleh ukuran besar kecilnya sebuah perusahaan. Inilah yang sering dikonsepkan berbeda oleh penguasa kita.
Jika kita ingin mencapai target ditahun 2000, sudah saatnya dunia bisnis kita mampu menciptakan kegiatan bisnis yang bermoral dan beretika, yang terlihat perjalanan yang seiring dan saling membutuhkan antara golongan menengah kebawah dan pengusaha golongan atas. Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain yaitu pengendalian diri, pengembangan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri,menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep pembangunan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjutan, menghindari sikap 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi) mampu mengatakan yang benar itu benar, dll.
Dengan adanya moral dan etika dalam dunia bisnis, serta kesadaran semua pihak untuk melaksanakannya, kita yakin jurang itu dapat dikurangi, serta kita optimis salah satu kendala dalam menghadapi era globalisasi pada tahun 2000 an dapat diatasi.
II. MORAL DAN EKTIKA DALAM DUNIA BISNIS
a. Moral Dalam Dunia Bisnis
Sejalan dengan berakhirnya pertemuan para pemimpin APEC di Osaka Jepang dan dengan diperjelasnya istilah untuk menjadikan Asia Pasifik ditahun 2000 menjadi daerah perdagangan yang bebas sehingga baik kita batas dunia akan semakin "kabur" (borderless) world. Hal ini jelas membuat semua kegiatan saling berpacu satu sama lain untuk mendapatkan kesempatan (opportunity) dan keuntungan (profit). Kadang segala cara mengindahkan ada pihak yang dirugikan atau tidak.Dengan kondisi seperti ini, pelaku bisnis kita jelas akan semakin berpacu dengan waktu serta negara-negara lainnya agar terwujud suatu tatanan perekonomian yang saling menguntungkan. Namun perlu kita pertanyakan apakah yang diharapkan oleh pemimpin APEC tersebut dapat terwujud manakala masih ada bisnis kita khususnya dan internasional umumnya dihinggapi kehendak saling "menindas" agar memperoleh tingkat keuntungan yang berlipat ganda. Inilah yang merupakan tantangan bagi etika bisnis kita. Jika kita ingin mencapai target pada tahun 2000 an, ada saatnya dunia bisnis kita mampu menciptakan kegiatan bisnis yang bermoral dan beretika, yang terlihat perjalanan yang seiring dan saling membutuhkan antara golongan menengah kebawah dan pengusaha golongan keatas. Apakah hal ini dapat diwujudkan ?
Berbicara tentang moral sangat erat kaitannya dengan pembicaraan agama dan budaya, artinya kaidah-kaidah dari moral pelaku bisnis sangat dipengaruhi oleh ajaran serta budaya yang dimiliki oleh pelaku-pelaku bisnis sendiri. Setiap agama mengajarkan pada umatnya untuk memiliki moral yang terpuji, apakah itu dalam kegiatan mendapatkan keuntungan dalam ber-"bisnis". Jadi, moral sudah jelas merupakan suatu yang terpuji dan pasti memberikan dampak positif bagi kedua belah pihak. Umpamanya, dalam melakukan transaksi, jika dilakukan dengan jujur dan konsekwen, jelas kedua belah pihak akan merasa puas dan memperoleh kepercayaan satu sama lain, yang pada akhirnya akan terjalin kerja sama yang erat saling menguntungkan. Moral dan bisnis perlu terus ada agar terdapat dunia bisnis yang benar-benar menjamin tingkat kepuasan, baik pada konsumen maupun produsen. Kenapa hal perlu ini dibicarakan?
Isu yang mencuat adalah semakin pesatnya perkembangan informasi tanpa diimbangi dengan dunia bisnis yang ber "moral", dunia ini akan menjadi suatu rimba modern yang di kuat menindas yang lemah sehingga apa yang diamanatkan UUD 1945, Pasal 33 dan GBHN untuk menciptakan keadilan dan pemerataan tidak akan pernah terwujud. Moral lahir dari orang yang memiliki dan mengetahui ajaran agama dan budaya. Agama telah mengatur seseorang dalam melakukan hubungan dengan orang sehingga dapat dinyatakan bahwa orang yang mendasarkan bisnisnya pada agama akan memiliki moral yang terpuji dalam melakukan bisnis. Berdasarkan ini sebenarnya moral dalam berbisnis tidak akan bisa ditentukan dalam bentuk suatu peraturan (rule) yang ditetapkan oleh pihak-pihak tertentu. Moral harus tumbuh dari diri seseorang dengan pengetahuan ajaran agama yang dianut budaya dan dimiliki harus mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Etika Dalam Dunia Bisnis
Apabila moral merupakan sesuatu yang mendorong orang untuk melakukan kebaikan etika bertindak sebagai rambu-rambu (sign) yang merupakan kesepakatan secara rela dari semua anggota suatu kelompok. Dunia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika (patokan/rambu-rambu) yang menjamin kegiatan bisnis yang seimbang, selaras, dan serasi.
Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji (good conduct) yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Etika di dalam bisnis sudahterkait lainnya. Mengapa ? Dunia bisnis, yang tidak ada menyangkut hubungan antara pengusaha dengan pengusaha, tetapi mempunyai kaitan secara nasional bahkan internasional. Tentu dalam hal ini, untuk mewujudkan etika dalam berbisnis perlu pembicaraan yang transparan antara semua pihak, baik pengusaha, pemerintah, masyarakat maupun bangsa lain agar jangan hanya satu pihak saja yang menjalankan etika sementara pihak lain berpijak kepada apa yang mereka inginkan. Artinya kalau ada pihak terkait yang tidak mengetahui dan menyetujui adanya etika moral dan etika, jelas apa yang disepakati oleh kalangan bisnis tadi tidak akan pernah bisa diwujudkan. Jadi, jelas untuk menghasilkan suatu etika didalam berbisnis yang menjamin adanya kepedulian antara satu pihak dan pihak lain tidak perlu pembicaraan yang bersifat global yang mengarah kepada suatu aturan yang tidak merugikan siapapun dalam perekonomian. Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain ialah :
1. Pengendalian diri
Artinya, pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang dan menekan pihak lain dan menggunakan keuntungan dengan jalan main curang dan menakan pihak lain dan menggunakan keuntungan tersebut walaupun keuntungan itu merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang "etis".
2. Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk "uang" dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya.
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
Bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya tranformasi informasi dan teknologi.
4. Menciptakan persaingan yang sehat
Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya, harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.
5. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)
Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan negara.
6. Mampu menyatakan yang benar itu benar
Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan "katabelece" dari "koneksi" serta melakukan "kongkalikong" dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi" serta memberikan "komisi" kepada pihak yang terkait.
7. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan
pengusaha kebawah
Untuk menciptakan kondisi bisnis yang "kondusif" harus ada saling percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah agar pengusaha lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan. Yang selama ini kepercayaan itu hanya ada antara pihak golongan kuat, saat sekarang sudah waktunya memberikan kesempatan kepada pihak menengah untuk berkembang dan berkiprah dalam dunia bisnis.
8. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut. Mengapa? Seandainya semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada "oknum", baik pengusaha sendiri maupun pihak yang lain mencoba untuk melakukan "kecurangan" demi kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika bisnis itu akan "gugur" satu semi satu.
9. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
Jika etika ini telah memiliki oleh semua pihak, jelas semua memberikan suatu ketentraman dan kenyamanan dalam berbisnis.
10. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang
berupa peraturan perundang-undangan
Hal ini untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti "proteksi" terhadap pengusaha lemah.
III. DUNIA BISNIS
Perubahan perdagangan dunia menuntut segera dibenahinya etika bisnis agar tatanan ekonomi dunia semakin membaik. Langkah apa yang harus ditempuh? Didalam bisnis tidak jarang berlaku konsep tujuan menghalalkan segala cara. Bahkan tindakan yang berbau kriminal pun ditempuh demi pencapaian suatu tujuan. Kalau sudah demikian, pengusaha yang menjadi pengerak motor perekonomian akan berubah menjadi binatang ekonomi.
Terjadinya perbuatan tercela dalam dunia bisnis tampaknya tidak menampakan kecenderungan tetapi sebaliknya, makin hari semakin meningkat. Tindakan mark up, ingkar janji, tidak mengindahkan kepentingan masyarakat, tidak memperhatikan sumber daya alam maupun tindakan kolusi dan suap merupakan segelintir contoh pengabdian para pengusaha terhadap etika bisnis. Secara sederhana etika bisnis dapat diartikan sebagai suatu aturan main yang tidak mengikat karena bukan hukum. Tetapi harus diingat dalam praktek bisnis sehari-hari etika bisnis dapat menjadi batasan bagi aktivitas bisnis yang dijalankan. Etika bisnis sangat penting mengingat dunia usaha tidak lepas dari elemen-elemen lainnya. Keberadaan usaha pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Bisnis tidak hanya mempunyai hubungan dengan orang-orang maupun badan hukum sebagai pemasok, pembeli, penyalur, pemakai dan lain-lain. Sebagai bagian dari masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-norma yang ada pada masyarakat. Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak bisa dipisahkan itu membawa serta etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika itu antara sesama pelaku bisnis maupun etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan langsung maupun tidak langsung.
Dengan memetakan pola hubungan dalam bisnis seperti itu dapat dilihat bahwa prinsip-prinsip etika bisnis terwujud dalam satu pola hubungan yang bersifat interaktif. Hubungan ini tidak hanya dalam satu negara, tetapi meliputi berbagai negara yang terintegrasi dalam hubungan perdagangan dunia yang nuansanya kini telah berubah. Perubahan nuansa perkembangan dunia itu menuntut segera dibenahinya etika bisnis. Pasalnya, kondisi hukum yang melingkupi dunia usaha terlalu jauh tertinggal dari pertumbuhan serta perkembangan dibidang ekonomi. Jalinan hubungan usaha dengan pihak-pihak lain yang terkait begitu kompleks. Akibatnya, ketika dunia usaha melaju pesat, ada pihak-pihak yang tertinggal dan dirugikan, karena peranti hukum dan aturan main dunia usaha belum mendapatkan perhatian yang seimbang. Salah satu contoh yang selanjutnya menjadi masalah bagipemerintah dan dunia usahaadalah masih adanya pelanggaran terhadap masalah upah buruh. Hal ini menyebabkan ada beberapa produk nasional terkena batasan di pasdar internasional. Contoh lain adalah hasil hutan yang mendapat protes keras karena pengusaha Indonesia di nilai tidak memperhatikan kelangsungan sumber alam yang sangat berharga.
IV. Penutup
Pelanggaran Etika bisnis itu dapat melemahkan daya saing hasil industri dipasar internasional. Ini bias menjadi sikap para pengusaha kita . Lebih parah lagi bila pengusaha Indonesia menganggap remeh etika bisnis yang berlaku secara umum dan tidak pengikat itu. Kecenderungan makin banyaknya pelanggaran etika bisnis membuat keprihatinan banyak pihak. Pengabaian etika bisnis dirasakan akan membawa kerugian tidak saja buat masyarakat, tetapi juga bagi tatanan ekonomi nasional. Disadari atau tidak Para pengusaha yang tidak memperhatikan etika bisnis akan menghancurkan nama mereka sendiri dan Negara.
Referensi :
Ritha F. Dalimunthe
Senin, 21 Juni 2010
How good my interpersonal skill are?
Untuk mempunyai interpersonal skill yang bagus karakter yang bagus pula. Berikut ini adalah langkah-langkah untuk meningkatkan interpersonal skill seseorang yang diantaranya adalah :
1.Smile
2.Be appreciative
3.Speak clearly
4.Be a good listener
Dari ke-4 yang saya sebutin saya mempunyai :
1.Smile
2.Be appreciative
3.Speak clearly
4.Be a good listener
5.Rendah hati
Bagaimana kebaikkan dan kekurangan ku?
Kebaikkan :
Murah senyum
Baik hati
Perhatian
Menghargai orang lain
Rendah hati
Pendengar yang baik
Kekurangan
Mudah Emosi
Cuek
Untuk mempunyai interpersonal skill yang bagus karakter yang bagus pula. Berikut ini adalah langkah-langkah untuk meningkatkan interpersonal skill seseorang yang diantaranya adalah :
1.Smile
2.Be appreciative
3.Speak clearly
4.Be a good listener
Dari ke-4 yang saya sebutin saya mempunyai :
1.Smile
2.Be appreciative
3.Speak clearly
4.Be a good listener
5.Rendah hati
Bagaimana kebaikkan dan kekurangan ku?
Kebaikkan :
Murah senyum
Baik hati
Perhatian
Menghargai orang lain
Rendah hati
Pendengar yang baik
Kekurangan
Mudah Emosi
Cuek
Langganan:
Postingan (Atom)