Rabu, 18 November 2009

produk (PERILAKU KONSUMEN )

Produk
Produk adalah merupakan hasil dari kegiatan produksi yang berujud barang. Variabel pertama dari pemasaran dan cukup penting dan yang mempengaruhi kepuasan konsumen adalah produk, karena produk merupakan sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Menurut Kotler (1997 : 430 ) A Product is anything that can be offered to be a market for attention, acquasition, use or consumption that might satisfy a want or need. Definisi di atas menjelaskan bahwa produk adalah apa saja yang ditawarkan ke pasar untuk dipertahankan, diperoleh, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan.
Produk sebagai hasil dari kegiatan produksi akan mempunyai ujud tertentu, mempunyai sifat – sifat fisik dan kimia tertentu. Disamping itu akan terdapat tenggang waktu (yang betapapun kecilnya ) antara saat diproduksinya produk tersebut dengan saat dikonsumsinya produk yang bersangkutan oleh konsumen produk tersebut.(Ahyari,1996 : 8 )
Menurut Stanton dalam Angipora (2002 : 152) produk mempunyai definisi yang sempit dan luas. Definsi tersebut sebagai berikut :
1. Definisi sempit
Produk adalah sekumpulan atribut fisik nyata (tangible) yang terkait dalam sebuah bentuk yang dapat diidentifikasikan.
2. Definisi luas
Produk adalah sekumpulan atribut yang nyata (tangible) dan tidak nyata (intangible) di dalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestive pabrik, prestive pengecer dan pelayanan di pabrik serta pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang bisa memuaskan keinginannya.
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan pada suatu pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dimiliki, penggunaan ataupun konsumsi yang bisa memuaskan keinginan atau kebutuhan (Angipora, 2002 : 4)
Produk merupakan Segala sesuatu yang ditawarkan ke dalam pasar untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk juga merupakan seperangkat kepuasan yang diperoleh konsumen jika mereka melakukan transaksi (jual beli). (Hadi dalam http://www.google.co.id/)
Menurut Gitosudarmo (1994 : 177) produk adalah segala sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan manusia . Produk dapat mencakup benda fisik, jasa, prestise, tempat, organisasi maupun idea. Produk yang berujud biasa disebut sebagai barang, sedangkan yang tidak berujud disebut jasa. Berdasarkan atas pengertian produk tersebut di atas, maka terdapat tiga aspek dari produk yang perlu diperhatikan agar memudahkan dalam mempelajari strategi produk. Adapun tiga aspek tersebut adalah :
 Produk Inti (Core Products)
Yaitu produk yang merupakan manfaat inti yang ditampilkan oleh suatu produk kepada konsumen dalam memenuhi kebutuhan serta keinginannya.
 Produk yang diperluas (Augmented product)
Produk yang diperluas mencakup berbagai tambahan manfaat yang dapat dinikmati oleh konsumen dari produk inti yang dibelinya. Perluasan manfaat suatu produk dapat dilakukan dengan memahami serta kemudian menerapkan suatu konsep yang disebut konsep “Generic Need” atau “Pangkal Kebutuhan”. Selain konsep yang telah dijelaskan di atas ada pula konsep yang lain yaitu : “Generic Product” atau “Pangkal Produk”. Generic Product atau pangkal produk adalah merupakan pangkal manfaat dari produk itu atau dapat pula dikatakan sebagai aspek atau manfaat terknis dari produk itu. Sedangkan pangkal kebutuhan atau Generic need adalah manfaat riil yang dibutuhkan dan diharapkan oleh pembeli terhadap produk yang dibelinya itu. Dalam membahas augment product ini kita perlu membedakannya dengan suatu pengertian yang sering membingungkan yaitu konsep “DIVERSIFIKASI PRODUK”. Konsep diversifikasi produk merupakan upaya untuk mengusahakan atau memasarkan beberapa produk yang sejenis dengan produk yang sudah dipasarkan sebelumnya.
 Produk Formal (Formal Product)
Produk formal adalah produk yang merupakan penampilan atau perwujudan dari produk inti maupun perluasan produknya. Produk formal inilah yang lebih dikenal oleh kebanyakan pembeli sebagai daya tarik yang tampak langsung atau tangible offer di mata konsumen.
Tingkat kategori produk
Produk memiliki tingkat kategori untuk meningkatkan penjualan. Tingkat kategori tersebut adalah sebagai berikut :
 PRODUK KONSUMSI
produk yang dibeli oleh konsumen pemakai akhir.
 PRODUK INDUSTRI
produk yang digunakan untuk keperluan operasional industri.
 PRODUK JASA
produk yang bersifat intangible

Hubungan kualitas dengan penjualan
Keuntungan yang didapatkan perusahaan karena menyediakan barang yang berkualitas adalah diperolehnya pendapatan penjualan yang lebih tinggi dan biaya yang lebih rendah, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan.
Perusahaan yang memiliki kualitas yang lebih baik akan memberikan customer value yang lebih baik. Dengan cara ini perusahaan dapat mempertahankan konsumen yang sudah ada, menarik konsumen baru, dan mengalihkan perhatian konsumen pesaing. Upaya ini pada akhirnya akan mampu meningkatkan pangsa pasar total penjualan. Dengan kualitas yang baik sesuai harapan konsumen akan memberikan keuntungan perusahaan dalam menetapkan harga yang lebih tinggi yang pada akhirnya akan menyebabkan naiknya penjualan total yang merupakan indikasi suatu pertumbuhan pangsa pasar.

Sikap Terhadap Produk
Sikap konsumen terhadap produk yang diberitakan menggunakan formalin didekati
dengan dua indikator yaitu keyakinan konsumen terhadap keamanan pangan dan
kecenderungan memilih produk. Perubahan sikap selama pemberitaan berlangsung
membuktikan bahwa pemberitaan promotif dan positif dapat meningkatkan sikap konsumen yang menurun akibat pemberitaan negatif, tetapi tidak mengalami pemulihan.
Pemberitaan ditemukannya formalin pada produk pangan olahan menyebabkan
konsumen merasa kurang aman, cenderung menghindari, menjadi lebih selektif dan
mengurangi intensitas pembelian produk pangan olahan yang diterpa pemberitaan tersebut.
Berita tentang demonstrasi figur publik sedang makan produk yang diterpa berita negative menyebabkan konsumen merasa lebih aman, meningkatkan kecenderungan memilih dan intensitas pembelian, tetapi konsumen tetap lebih selektif dalam pembelian produk. Berita tentang sudah tidak ditemukan lagi formalin pada produk pangan olahan meningkatkan rasa aman bagi konsumen, menjadi cenderung lebih memilih, mengurangi selektivitas dan meningkatkan intensitas pembelian, namun tidak mampu memulihkan seperti sebelum terjadi pemberitaan tentang penemuan formalin pada produk pangan olahan. Secara umum dapat disimpulkan bahwa pemberitaan media massa tentang penemuan formalin pada pangan olahan mendapat tanggapan masyarakat secara kurang proporsional oleh konsumen.

REFERENSI :
WWW.GOOGLE.COM

Tidak ada komentar: