Selasa, 29 Desember 2009

Pentingnya Perilaku Konsumen dalam Menciptakan Iklan yang Efektif(PERILAKU KONSUMEN)

Pentingnya Perilaku Konsumen dalam Menciptakan Iklan yang Efektif...

Seiring dengan perkembangan teknologi, mulai bermunculan produk−produk baru. Persaingan semakin seru, masuknya pendatang baru membawa angin segar dalam kompetisi produk. Ketika pengiklan dihadapkan dengan kenyataan yang ada, salah satu cara yang paling tepat adalah melakukan riset perilaku konsumen untuk menciptakan iklan yang efektif.
Tujuan periklanan adalah membujuk konsumen untuk melakukan sesuatu, biasanya untuk membeli sebuah produk. Agar periklanan dapat menarik dan berkomunikasi dengan khalayaknya dalam cara tertentu sehingga membuahkan hasil yang diinginkan, para pengiklan pertama-tama harus memahami khalayak mereka. Mereka harus mengakrabkan diri dengan cara berpikir konsumen dengan faktor-faktor yang memotivasi mereka dengan lingkungan dimana mereka hidup.
Kebutuhan dan keinginan para konsumen terus berubah. Agar berhasil, para pemasar perlu bersungguh-sungguh berupaya untuk menentukan kebutuhan konsumen mereka sekarang. Perilaku konsumen menjadi dasar yang amat penting dalam pemasaran dan periklanan. Riset konstan terhadap perilaku konsumen dan faktor−faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian sangatlah penting
KONSEP PERILAKU KONSUMEN
Pengertian perilaku konsumen menurut Shiffman dan Kanuk (2000) adalah “Consumer behavior can be defined as the behavior that customer display in searching for, purchasing, using, evaluating, and disposing of products, services, and ideas they expect will satisfy they needs”. Penertian tersebut berarti perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan.
Selain itu perilku konsumen menurut Loudon dan Della Bitta (1993) adalah: “Consumer behavior may be defined as the decision process and physical activity individuals engage in when evaluating, acquiring, using, or disposing of goods and services”. Dapat dijelaskan perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu-individu yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan barang-barang dan jasa-jasa.
Menurut Ebert dan Griffin (1995) consumer behavior dijelaskan sebagai: “the various facets of the decision of the decision process by which customers come to purchase and consume a product”. Dapat dijelaskan sebagai upaya konsumen untuk membuat keputusan tentang suatu produk yang dibeli dan dikonsumsi.


MODEL PERILAKU KONSUMEN
Konsumen mengambil banyak macam keputusan membeli setiap hari. Kebanyakan perusahaan besar meneliti keputusan membeli konsumen secara amat rinci untuk menjawab pertanyaan mengenai apa yang dibeli konsumen, dimana mereka membeli, bagaimana dan berapa banyak mereka membeli, serta mengapa mereka membeli.
Pertanyaan sentral bagi pemasar: Bagaimana konsumen memberikan respon terhadap berbagai usaha pemasaran yang dilancarkan perusahaan? Perusahaan benar−benar memahami bagaimana konsumen akan memberi responterhadap sifat-sifat produk, harga dan daya tarik iklan yang berbeda mempunyai keunggulan besar atas pesaing.
Strategi pemasaran, khususnya yang dikembangkan dan diterapkan oleh perusahaan yang berhasil, memiliki kekuatan besar terhadap konsumen dan masyarakat luas. Strategi pemasaran bukan hanya disesuaikan dengan konsumen, tetapi juga mengubah apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh konsumen tentang diri mereka sendiri, tentang berbagai macam tawaran pasar, serta tentang situasi yang tepat untuk pembelian dan penggunaan produk. Ini tidak berarti pemasaran adalah kegiatan yang tidak tepat atau tidak etis.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN
Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (1996) keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli.
Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen. Pengiklan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas sosial pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya.
Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya – sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak subbudaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar sering kali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
Ani Wijayanti Suhartono
Dosen Jurusan Desain Komunikasi Visual
Fakultas Seni dan Desain – Universitas Kristen Petra

STRATEGI PEMASARAN PRODUK MELALUI MEDIA PERIKLANAN(PERILAKU KONSUMEN)

STRATEGI PEMASARAN PRODUK MELALUI MEDIA PERIKLANAN
Persaingan antar produk di pasaran mendorong produsen gencar untuk berpromosi
yang dapat menarik perhatian konsumen. Promosi dapat dilakukan melalui berbagai cara,
antara lain; melalui promosi penjualan, publisitas umum, penjualan pribadi, dan
periklanan. Promosi melalui media periklanan sangatlah efisien karena menggunakan
biaya rendah dan mempunyai daya bujuk (persuasif) yang kuat. Promosi melalui
periklanan sangatlah efektif karena dapat memberikan informasi yang jelas terhadap
produk pada segmen tertentu. Iklan mengarahkan konsumen dalam menyuguhkan produk
sehingga dapat diyakini untuk memenuhi kebutuhan pembeli.

FUNGSI IKLAN DALAM PEMASARAN
Iklan yang berarti pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada
masyarakat melalui suatu media (Kasali.1995:9). Iklan merupakan sarana komunikasi
terhadap produk yang disampaikan melalui berbagai media dengan biaya pemrakarsa agar
masyarakat tertarik untuk menyetujui dan mengikuti (Pujiyanto.2001:3-4). Iklan
merupakan media informasi yang dibuat sedemikian rupa agar dapat menarik minat
khalayak, orisinal, serta memiliki karakteristik tertentu dan persuasif sehingga para
konsumen atau khalayak secara suka rela terdorong untuk melakukan sesuatu tindakan
sesuai dengan yang diinginkan pengiklan (Jefkins, 1997:18).
Ralph S. Alexander dalam Jefkins (1997:110) merumuskan dengan Association
Marketing Association (AMA), bahwa iklan menegaskan empat pokok batasan, yaitu; 1)
penyajian gagasan terhadap barang, yaitu suatu bentuk iklan yang ditampilkan
berdasarkan konsep produknya, 2) iklan ditujukan kepada kalayak, yaitu iklan dapat
menjangkau masyarakat kelompok besar yang dipersempit menjadi kelompok pasar, 3)
iklan mempunyai sponsor yang jelas, yaitu terciptanya iklan atas pemrakarsa perusahaan
yang membiayainya, 4) iklan dikenai biaya penyajian, yaitu dalam penyebaran,
penerbitan dan penayangan atas biaya perusahaan.
Fungsi iklan dalam pemasaran adalah memperkuat dorongan kebutuhan dan
keinginan konsumen terhadap suatu produk untuk mencapai pemenuhan kepuasannya.
Agar iklan berhasil merangsang tindakan pembeli, menurut Djayakusumah (1982:60)
setidaknya harus memenuhi kriteria AIDCDA yaitu:
Attention : mengandung daya tarikInterest : mengandung perhatian dan minat
Desire : memunculkan keinginan untuk mencoba atau memiliki
Conviction : menimbulkan keyakinan terhadap produk
Decision : menghasilkan kepuasan terhadap produk
Action : mengarah tindakan untuk membeli
Berdasarkan konsep AIDCDA, promosi periklanan harus diperlukan pengetahuan
yang cukup tentang pola perilaku, kebutuhan, dan SEGMEN PASAR. Konsep tersebut
diharapkan konsumen dapat melakukan pembelian berkesinambungan. Segala daya upaya
iklan dengan gaya bahasa persuasinya berusaha membuat konsumen untuk
mengkonsumsi, yang tidak memperdulikan status sosialnya. Cak Nun berpendapat;” iklan
adalah anak jadah kebudayaan”, yaitu bagaimana cara mengolah kelemahan produk
menjadi kelebihan itulah fungsinya sebagai ujung tombak pemasaran (Blank Magazine.
2002: 20).
Tujuan iklan menurut Rhenald Kasali (1995:159) biasanya dibangun atas empat
komponen, yaitu: 1) Aspek perilaku, merupakan tindakan-tindakan yang diharapkan pada
calon pembeli, 2) Sikap yang diharapkan, yang menyangkut sikap atau keistimewaan
produk, 3) Kesadaran, dalam mengembangkan produk-produk baru di pasaran merebut
calon pembeli, 4) Positioning, sasaran konsumen.
Beberapa tendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian periklanan
dapat ditinjau dari media, proses, gaya komunikasi, dan reaksi konsumen, yaitu:
1. Media informasi: Iklan merupakan suatu media informasi produk yang disampaikan
kepada konsumen.
2. Proses iklan: Penyampaian informasi produk yang diprakarsai produsen untuk
disampaikan melalui iklan ditujukan kepada konsumen sebagai penerima pesan.
3. Komunikasi persuasif: Gaya bujuk rayunya (persuasi) yang diterapkan pada iklan
mengakibatkan konsumen terbius masuk lingkaran konotasi positif terhadap produk
yang diinformasikan.
4. Reaksi Konsumen: Informasi yang jelas melalui iklan akan membuahkan reaksi atau
tindakan hingga kesadaran untuk mengkonsumsi produk yang diinformasikan.
Iklan merupakan media komunikasi persuasif yang dirancang sesuai dengan
karakter media, segmen pasar, dan kebutuhan masyarakat untuk mendapat tanggapan positif mengkonsumsi produk untuk membantu tercapainya tujuan pemrakarsa, yaitu
keuntungan. Produsen sebagai pemrakarsa mewujudkan iklan untuk mengkomunikasikan
produknya merupakan salah satu bentuk dalam strategi pemasaran. Maksud produsen
terhadap tampilan produk yang dipublikasikan melalui periklanan, antara lain:
• Memperkenalkan identitas produk yang diinformasikan dan menjelaskan perbedaan
produk dengan yang lain.
• Mengkomunikasikan konsep produk, yaitu manfaat dan kelebihannya dari segi
fungsional, psikologis, atau nilai pasar sasaran.
• Mengarahkan pemakaian produk baik yang lama atau yang baru kepada pasar sasaran.
• Memberitahukan tempat penjualan atau pembelian untuk merangsang ditribusi yang
lebih luas.
• Meningkatkan penjualan yang berarti pula produk meningkat.
• Membangun citra produk dan menjaga kemampuan posisi produk dalam pandangan
pasar sasaran
• Menghadapi dan mengatasi masalah saingan antar produk







STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN
Komunikasi pemasaran merupakan suatu dialog yang berkesinambungan antara
pembeli dan penjual dalam suatu segmen pasar (Delozier.1976:168). Hal ini menekankan
informasi ke dua arah dan persuasi yang menunjang proses pemasaran agar berfungsi
secara lebih efektif dan efisien (Nickles.1984:7). Kotler (1989:40-46) menjelaskan bahwa
komunikasi pemasaran merupakan proses pengolahan, produksi, dan penyampaian pesanpesan
melalui satu atau lebih saluran kepada kelompok khalayak sasaran, yang dilakukan
secara berkesinambungan dan bersifat dua arah dengan tujuan menunjang efektivitas dan
efisiensi pemasaran suatu produk. Proses ini bersinambungan, mulai dari tahap
perencanan (desain) produk, distribusi, sampai ke kegiatan promosi (melalui iklan,
pemasaran langsung, dan special event) dan tahap pembeli dan pengguna di kalangan
konsumen.
Komunikasi pemasaran melalui kegiatan promosi periklanan merupakan salah satu
strategi dalam memperkenalkan atau menjelaskan produk yang di pasarkan. Strategi yangsering dipergunakan dalam membidik pasar sasaran adalah adanya pengelompokan
pasar/segmen sebagai wilayah calon pembeli/pemakai. Pemilihan kelompok pasar yang
spesifik akan lebih mudah mengkomunikasikan produk melalui media periklanan. Ciri
atau karakter pada sekelompok segmen pasar merupakan data untuk memudahkan
memasarkan produk.
Segmen pasar menjadi acuan dan tujuan utama dari produk yang ditawarkan
melalui periklanan. Oleh karena itu dalam merancang desain periklanan harus memahami
dan mengenal apa yang terjadi di pasar sebagai tempat pelemparan produk. Menurut
Philip Kotler (1990: 164-174), segmentasi pasar adalah memilah-milahkan suatu pasar
yang luas ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan faktor geografi, demografi,
psikologi, dan behavioristik.


Sumber : Pujiyanto
Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain –Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/design/97

Selasa, 22 Desember 2009

SEGMEN MANFAAT(Perilaku Konsumen)

Analisi Segmen Manfaat

SEGMEN MANFAAT DEMOGRAFI PERILAKU PSIKOGRAFI
1. Harga Ekonomis :



a.sepeda Keluarga Besar Relatif Orientasi Otonom
b.mie instan Keluarga Besar Pengguna Berat Orientasi Otonom
c.pasta gigi Keluarga besar Pengguna Berat Perokok
d.Permen. Anak-anak Relatif Orientasi Otonom
e.makanan ringan Anak-anak Relatif Orientasi Otonom
f.teh Keluarga Besar Relatif Orientasi Otonom
g.susu Keluarga Besar Relatif Yang Suka Kopi
h.Sabun Mandi. Keluarga Besar Pengguna Berat Orientasi Otonom
i.sabun mandi Keluarga Besar Pengguna Berat Orientasi Otonom
j.Roti. Keluarga Besar Relatif Orientasi Otonom





2. Efesien :



a.Mobil. Keluarga Besar Relatif Bisnisman
b.Motor. Keluarga Besar Relatif Orientasi Otonom
c.ikan kaleng Keluarga Besar Pengguna Berat Orientasi Otonom
d.Minuman botol Keluarga Besar Pengguna Berat Orientasi Otonom
e.HandPhone. Keluarga Besar Pengguna Berat Orientasi Otonom
f.Kulkas. Keluarga Besar Pengguna Berat Orientasi Otonom
g.Kompor Gas. Keluarga Besar Pengguna Berat Orientasi Otonom
h.Komputer. Remaja Relatif Bisnisman
i.Laptop. Remaja Relatif Remaja
j.kipas angin Keluarga Besar Pengguna Berat Orientasi Otonom





3. Kecantikan :



a.Hand Body lotion. Remaja Putri Pengguna Berat Orientasi Otonom
b.pemutih kulit Remaja Putri Pengguna Berat Orientasi Otonom
c.Vitamin E. Remaja Putri Relatif Orientasi Otonom
d.Susu. Remaja Putri Relatif Orientasi Otonom
e.Sabun anti jerawat Remaja Putri/putra Pengguna Berat Orientasi Otonom
f.Lipstik. Remaja Putri Pengguna Berat Orientasi Otonom
g.Bedak. Remaja Putri Pengguna Berat Orientasi Otonom
h.deodoran Remaja Putri/putra Pengguna Berat Orientasi Otonom
i.eye shadow Remaja Putri Pengguna Berat Orientasi Otonom
j.parfum Remaja Putri Pengguna Berat Orientasi Otonom





4. Menjaga Kesehatan :



a.Sabun Mandi. Keluarga Besar Pengguna Berat Orientasi Otnom
b.obat sakit perut Keluarga Besar Relatif Orientasi Otnom
c.Obat Kumur-kumur. Keluarga Besar Relatif Orientasi Otnom
d.Sikat Gigi. Keluarga Besar Pengguna Berat Orientasi Otnom
e.obat merah Keluarga Besar Relatif Orientasi Otnom
f.Teh. Keluarga Besar Relatif Orientasi Otnom
g.Vitamin. Keluarga Besar Relatif Orientasi Otnom
h.Susu. Keluarga Besar Relatif Orientasi Otnom
i.suplemen Keluarga Besar Relatif Orientasi Otnom
j.obat cacing Keluarga Besar Relatif Orientasi Otnom





5. Sarana Informasi :



a.buletin. Remaja Relatif Remaja
b.radio Keluarga Besar Pengguna Berat Orientasi Otonom
c.tv Keluarga Besar Relatif

d.HandPhone. Keluarga Besar Pengguna Berat Orientasi Otonom
e.internet Remaja Relatif Bisnismen
f.Telepon. Keluarga Besar Relatif

g.pda Remaja Relatif Remaja
h.Majalah. Remaja Putri Relatif Remaja Putri
i.Koran. Keluarga Besar Relatif Orientasi Otonom
j.Surat. Keluarga Besar Relatif

Kamis, 19 November 2009

METODE RISET (PRIHANTORO)

PENGARUH PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP BIAYA MODAL DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DI BURSA EFEK JAKARTA (BEJ)
Dalam penelitian ini yang diambil adalah pengaruh right issue terhadap biaya modal sebelum dan sesudah right issue dan volume perdagangan saham perusahaan pada saat 5 hari sebelum tanggal pengumuman right issue dan 5 hari setelah tanggal pengumuman right issue dan untuk faktor-faktor lain seperti indeks harga saham gabungan baik faktor internal maupun faktor eksternal seperti pembagian deviden, stock split, tingkat bunga, laba perusahaan, peraturan pemerintah serta peraturan mikro dan makro lainnya tidak diamati. Melalui penelitian ini diharapkan akan diperoleh gambaran bahwa right issue akankah memberikan dampak yang berbeda pada perusahaan go publik. Obyek yang diteliti hanya terhadap perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang dilihat dalam perdagangan saham. Berdasarkan uraian dari latar belakang, yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah penerbitan right issue berpengaruh terhadap biaya modal dan volume perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ).Seharusnya teori struktur modal mampu menjelaskan mengapa harga saham bereaksi negatif terhadap informasi penambahan saham baru, hal ini berbeda dengan asumsi yang ada dalam teori tersebut. Sebagai hasilnya, banyak literature empiris lebih memfokuskan pada teori sinyal (signalling theory) untuk menjelaskan pengaruh penerbitan saham baru terhadap perubahan harga saham dan volume perdagangan saham.
Penelitian Alam (1995), dengan menguji 21 perusahaan yang melakukan right issue selama tahun 1993 di BEJ terhadap tingkat kemakmuran pemegang saham, ditemukan bahwa right issue akan meningkatkan jumlah penawaran saham yang secara teority mempunyai dampak terhadap penurunan harga saham pada periode ex-right. Pemilik saham minoritas akan mengalami dilusi (dilution) ganda dengan adanya right issue. Dilution terjadi karena persentase kepemilikan atas saham perusahaan berkurang (dilusi kepemimpinan) dan juga karena harga saham secara teoritis akan mengalami periode ex-right (dilusi kekayaan).
REFERENSI:
WWW.GOOGLE.COM

METODE RISET (PRIHANTORO)

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Amerika:
Bank Indonesia menggunakan band sebagai guidance atas pergerakan nilai tukar maka sejak saat itu tidak ada lagi band sebagai acuan nilai tukar. Namun demikian cukup sulit menjawab apakah nilai tukar rupiah sepenuhnya dilepas ke pasar ( free floating) atau masih akan dilakukan intervensi oleh Bank Indonesia. Dengan mengamati segala dampak dari sistem free floating serta dikaitkan dengan kondisi/struktur perekonomian Indonesia selama ini nampaknya purely free floating sulit untuk dilakukan. Kemungkinannya adalah Bank Indonesia akan tetap mempertahankan managed floating dengan melakukan intervensi secara berkala, selektif , dan pada timing yang tepat.
Dengan melemahnya nilai tukar mata uang Indonesia menandakan lemahnya kondisi untuk melakukan transaksi luar negeri baik itu untuk ekspor-impor maupun hutang luar negeri. Terdepresiasinya mata uang Indonesia menyebabkan perekonomian Indonesia menjadi goyah dan dilanda krisis ekonomi dan krisis kepercayaan terhadap mata uang domestik.
Pembicaraan mengenai penentuan kurs valuta asing sekarang ini semakin banyak diperdebatkan. Jika dilihat dari sudut pandang pendekatan moneter, para ekonom pada umumnya melihat kurs valuta asing dipengaruhi oleh variabel fundamental ekonomi , antara lain jumlah uang beredar, tingkat output riil dan tingkat suku bunga ( Mac Donald daan Taylor, 1992,4) .Sementara itu Tucker etal (1991) menambahkan variabel inflasi dalam model tersebut. Selain itu ada pula ekonom yang mempertimbangkan asa pasar ( market sentiment) sebagai faktor yang menentukan tinggi rendahnya kurs valuta asing. Pendekatan moneter merupakan pengembangan konsep paritas daya beli dan teori kuantitas uang. Pendekatan ini menekankan bahwa ketidakseimbangan kurs valuta asing terjadi karena ketidakseimbangan di sektor moneter yaitu terjadinya perbedaan antara permintaan uang dengan penawaran uang ( jumlah uang beredar) ( Mussa, 1976,47)
Pendekatan yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kurs adalah pendekatan moneter. Dengan pendekatan moneter maka diteliti pengaruh variabel jumlah uang beredar dalam arti luas, tingkat suku bunga, tingkat pendapatan, dan variabel perubahan harga. Selain itu dengan mempertimbangkan pelepasan band intervensi oleh Bank Indonesia, sehingga menyebabkan kurs menjadi free floating ,maka dipakai variable dummy untuk mengetahui pengaruh pelepasan band intervensi terhadap kurs.
Dipakainya dollar Amerika sebagai pembanding, karena dollar Amerika merupakan mata uang yang kuat dan Amerika merupakan partner dagang yang dominan di Indonesia.
REFERENSI :
WWW.GOOGLE.COM

METODE RISET (PRIHANTORO)

PENGUKURAN EFISIENSI KINERJA BANK YANG LISTING DI BURSA EFEK JAKARTA
Walaupun berbagai peristiwa yang tidak diharapkan terjadi sejak bergulirnya era reformasi, ternyata hal tersebut tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap kepercayaan masyarakat untuk menyimpan dananya pada lembaga perbankan. Secara nominal, pengumpulan dana pihak ketiga (DPK) terus menunjukkan peningkatan. Tahun 2004 DPK besarnya 818.20 triliun menjadi 930.20 triliun pada Desember 2005. Bank sebagai lembaga intermediasi yang menghimpun dan menyalurkan dana dari dan ke masyarakat mempunyai peran yang sangat penting dalam mendorong pertumbuhan sektor usaha (riil). Pemulihan fungsi intermediasi perbankan setelah krisis moneter pertengahan tahun 1997 berjalan lambat, hal ini berkaitan dengan lambatnya pergerakan sektor riil. Namun, kondisi perekonomian nasional dalam tahun 2005 masih berada dalam siklus yang fluktuatif. Melemahnya konsumsi, yang dikuti antara lain kenaikan biaya produksi sebagai akibat kenaikan harga BBM, meningkatnya biaya modal karena tingginya tingkat suku bunga, serta belum tuntasnya permasalahan di bidang investasi dan pembangunan infrastruktur, pada gilirannya menyebabkan pertumbuhan investasi mengalami penurunan. Namun dalam kurun waktu tahun 2004 sampai dengan tahun 2005 kegiatan penyaluran kredit baru oleh perbankan menunjukkan trend yang meningkat dari 459.10 triliun menjadi 584.40 triliun.
Berdasarkan statistik Bank Indonesia pada Desember 2005, rasio kredit bermasalah, Non Performing Loan (NPL), yaitu kredit dengan kategori “kurang lancar”, “diragukan”, dan “macet” yang dihitung secara gross (tidak memperhitungkan cadangan) menunjukkan kondisi yang membaik sebagai dampak langsung menurunnya nominal NPL serta meningkatnya posisi kredit perbankan. Sementara itu Bank Indonesia menetapkan target indikatif NPL secara net (memperhitungkan cadangan) sebesar 5% yang menjadi patokan bagi perbankan dalam memperbaiki kualitas portofolio kreditnya. Dari sisi kinerja profitabilitas perbankan nasional menunjukkan kinerja yang baik. Hal ini merupakan konsekuensi logis dari meningkatnya perolehan laba perbankan.
REFERENSI :
WWW.GOOGLE.COM

METODE RISET (PRIHANTORO)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA SEBELUM DAN SESUDAH KRISIS: SEBUAH ANALISIS EKONOMETRIKA
Lily Prayitno, Heny Sandjaya, Richard Llewelyn
ANALISIS :
Penelitian ini menggunakan analisa regresi dengan model log untuk menganalisa pengaruh pengeluaran pemerintah, cadangan devisa, serta angka pengganda uang (money multiplier) terhadap jumlah uang beredar di Indonesia untuk periode periode sebelum krisis (1990-1997), sesudah krisis (1997-1999) dan secara keseluruhan (1990-1999).
Sebelum krisis hasil menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah secara signifikan berpengaruh positif terhadap jumlah uang beredar (M2); cadangan devisa tidak signifikan terhadap jumlah uang beredar; sedangkan angka pengganda uang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah uang beredar. Sesudah krisis, pengeluaran pemerintah secara signifikan berpengaruh positif terhadap jumlah uang beredar sedangkan cadangan devisa dan money multiplier tidak signifikan. Untuk seluruh waktu analisa, pengeluaran pemerintah dan cadangan devisa berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap jumlah uang beredar sedangkan angka pengganda uang tidak signifikan.
Pemerintah diharapkan menerapkan kebijakan fiskal sesuai yang telah diterapkan selama krisis berlangsung serta meningkatkan jumlah cadangan devisa yang dimilikinya. Pemerintah sebaiknya tidak mengandalkan money multiplier dalam kebijakan uang yang beredar karena tidak berpengaruh signifikan terhadap uang yang beredar.

METODE RISET (PRIHANTORO)

Analisis efisiensi bank perkreditan rakyat di wilayah jabodetabek dengan pendekatan dan envelopment analysis
Oleh:ImamHartono,MB-IPB:
Membangun ekonomi Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peranan beberapa pihak antara lain Pemerintah, lembaga-lembaga di sektor keuangan dan pelaku-pelaku usaha. Salah satu pelaku usaha yang memiliki peran strategis dalam membangun ekonomi Indonesia adalah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Hal ini ditinjau dari peran UMKM pada beberapa aspek yakni unit usaha UMKM merupakan 99,9 persen dari total usaha di Indonesia serta menyerap 77,67 juta tenaga kerja atau 96,8 persen dari tenaga kerja nasional, dengan sumbangan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 56,5 persen.
Lembaga keuangan yang tepat dan strategis untuk melayani jasa perbankan bagi masyarakat tersebut adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Kunci keberhasilan BPR dalam pemberian pelayanan kepada UMK antara lain adalah lokasi BPR yang dekat dengan masyarakat yang membutuhkan, prosedur pelayanan yang sederhana dan proses yang cepat, serta mengutamakan pendekatan personal dengan masyarakat setempat. Sementara itu Bank Umum menghadapi kendala dalam penyaluran kredit terutama untuk para nasabah UMK dan masyarakat di pedesaan yang disebabkan terbatasnya jaringan kantor yang dimiliki, sumber daya manusia bank serta karakteristik nasabah UMK yang sangat berbeda yang memerlukan pelayanan yang spesifik berbeda dengan nasabah korporasi. total aset, penghimpunan dana maupun penyaluran kredit yaitu rata-rata dalam lima tahun terakhir masing-masing meningkat sebesar 4,8 persen, 22,0 persen, 20,8 persen dan 34,4 persen. Meskipun skala ekonomi BPR masih relatif kecil, namun kemampuannya dalam memberikan akses keuangan yang lebih luas kepada UMK di Indonesia dan mendorong perekonomian daerah sangatlah penting.
Namun terdapat perkembangan lainnya yang perlu dicermati terkait dengan efisiensi BPR. Saat ini, indikator yang biasa dipakai untuk mengukur efisiensi perbankan adalah dengan menggunakan rasio BOPO. Rasio BOPO dalam lima tahun terakhir menunjukan bahwa meskipun rata-rata rasio BOPO industri BPR masih dibawah angka 94% (batas nilai efisiensi ukuran BOPO pada BPR..

Rabu, 18 November 2009

motivasi konsumen (PERILAKU KONSUMEN )

MOTIVASI KONSUMEN:

Motivasi merupakan  dorongan/tenaga pendorong pada diri individu/seseorang untuk melakukan sesuatu guna memenuhi kebutuhannya yang belum terpenuhi. Motivasi konsumen
Dalam menjawab pertanyaan mengenai mengapa seseorang membeli produk tertentu, hal ini berhubungan dengan motivasi seorang konsumen. Motivasi konsumen mewakili dorongan untuk memuaskan kebutuhan baik yang bersifat fisiologis maupun psikologis melalui pembelian dan penggunaan suatu produk.
Secara umum, kebutuhan manusia sebagai individu terbagi menjadi dua, kebutuhan dasar dan kebutuhan perolehan.
No
Kebutuhan Dasar / Kebutuhan Perolehan
1 Bersifat fisiologis biogenis
Bersifat psikologis psikogenis
2
Memperoleh penghargaan diri, martabat, kasih sayang,kekuasan, pengetahuan
3 Disebut kebutuhan primer/motif primer
Disebut kebutuhan sekunder/motif sekunder

Semua prilaku individu yang didorong motivasi-motivasi tersebut,  dilakukan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Hasil yang diinginkan inilah yang  disebut sebagai sasaran.
Pemilihan sasaran bagi setiap individu berbeda satu sama lai, tergantung beberapa hal yakni,
1.Pengalaman pribadi
2.Kemampuan fisik
3.Norma dan nilai yang berlaku
4.Kemudahan mencapai sasaran
Dan dalam prakteknya, terdapat keterkaitan antara  kebutuhan dan sasaran tersebut. Walaupun pada kenyataannya pula, kesadaran orang akan “sasaran” cenderung kurang, isbanding kesadarannya akan “kebutuhan”. Orang cenderung lebih menyadari kebutuhan dasarnya/fisiologis ketimbang kebutuhan perolehan/psikologis.
Sebagai contoh, seorang politisi mungkin tidak menyadari betapa tingginya kebutuhannnya akan “kekuasan”, tapi ia secara rutin aktiv dalam pemilihan jabatan tertentu dalam pemerintahan.

Sebagai contoh motivasi dalam kehidupan sehari-hari adalah :
Rokok:
 Merokok jadi pelarian dari tugas berat atau tak menyenangkan, nyaris seperti anak kecil yang suka melamun karena kebanyakan dijejali tugas-tugas PR.  Merokok juga merupakan hadiah pada diri sendiri, akan lebih menyenangkan kalau sering dilakukan. Merokok di awal hari mengantisipasi anugerah yang bakal datang, sementara merokok di malam hari menutup hari yang panjang. Rokok adalah jejak waktu modern yang menandai berjalannya waktu, baik di rumah maupun di kantor.  Bisa juga untuk meredam ketidaksabaran, merokok membuat waktu berlari lebih cepat dan itulah mengapa orang merokok saat menunggu di stasiun, saat seorang suami menunggu istrinya melahirkan atau seseorang membunuh waktu di balik kerangkeng  di penjara. Merokok memberi kenikmatan oral sensual. Rokok juga bisa berfungsi sosial sebagai teman, juga menjadi sarana percakapan dengan diri sendiri.  Rokok menegaskan kepribadian sambil menunjukkan hubungan dekat dengan sesama perokok.  Kotak rokok, misalnya, menunjukkan jarak dan individualitas. Banyak perokok suka mengamati gulungan asap rokoknya yang kadang membentuk pola-pola di udara, membawa serta rasa cemas dan kekecewaan mereka….
Itulah kutipan contoh hasil penelitian motivasi konsumen di balik perilaku merokok. Motivasi di balik perilaku manusia awalnya lebih dipahami sebagai insting dan dorongan dari dalam, yang pada dasarnya merupakan proses fisiologis yang ada sejak bayi. Keinginan ini lebih merupakan “drive”  yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan yang dipicu rasa lapar, haus, perlindungan dan dorongan seksual. Motivasi ini pada dasarnya bersifat negatif dan diperlukan agar bisa bertahan dari bahaya atau keadaan yang tak menyenangkan.

Contoh motivasi konsumen menurut Dichter :
Bulu   Nilai dari bulu dapat ditelusuri dari sejarah bahwa dulunya bulu berfungsi laiknya piala yang dibawa pulang pemburu bagi yang tercinta di rumah. Makin berbahaya dan sulit membunuh si binatang, bulu makin bernilai.  Pemburu modern kini mengganti tombaknya dengan dompet, tapi makna asasinya tetap tak berubah. Lantaran nilainya, bulu memberi bukti bahwa pembelinya sukses secara finansial berkat kemampuannya mencari uang. Leopard dan mink tidak lebih hangat ketimbang bulu kelinci atau kucing, namun nilainya jauh lebih mahal karena kelangkaannya. Bulu juga menunjukkan kekuatan daya seksual si pemburu, dan riset membuktikan bahwa publik kerap melekatkan konotasi  asusila, baik bagi pemberi maupun penerima baju mink.
REFERENSI :
WWW.GOOGLE.COM
DICHTER

produk (PERILAKU KONSUMEN )

Produk
Produk adalah merupakan hasil dari kegiatan produksi yang berujud barang. Variabel pertama dari pemasaran dan cukup penting dan yang mempengaruhi kepuasan konsumen adalah produk, karena produk merupakan sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Menurut Kotler (1997 : 430 ) A Product is anything that can be offered to be a market for attention, acquasition, use or consumption that might satisfy a want or need. Definisi di atas menjelaskan bahwa produk adalah apa saja yang ditawarkan ke pasar untuk dipertahankan, diperoleh, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan.
Produk sebagai hasil dari kegiatan produksi akan mempunyai ujud tertentu, mempunyai sifat – sifat fisik dan kimia tertentu. Disamping itu akan terdapat tenggang waktu (yang betapapun kecilnya ) antara saat diproduksinya produk tersebut dengan saat dikonsumsinya produk yang bersangkutan oleh konsumen produk tersebut.(Ahyari,1996 : 8 )
Menurut Stanton dalam Angipora (2002 : 152) produk mempunyai definisi yang sempit dan luas. Definsi tersebut sebagai berikut :
1. Definisi sempit
Produk adalah sekumpulan atribut fisik nyata (tangible) yang terkait dalam sebuah bentuk yang dapat diidentifikasikan.
2. Definisi luas
Produk adalah sekumpulan atribut yang nyata (tangible) dan tidak nyata (intangible) di dalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestive pabrik, prestive pengecer dan pelayanan di pabrik serta pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang bisa memuaskan keinginannya.
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan pada suatu pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dimiliki, penggunaan ataupun konsumsi yang bisa memuaskan keinginan atau kebutuhan (Angipora, 2002 : 4)
Produk merupakan Segala sesuatu yang ditawarkan ke dalam pasar untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk juga merupakan seperangkat kepuasan yang diperoleh konsumen jika mereka melakukan transaksi (jual beli). (Hadi dalam http://www.google.co.id/)
Menurut Gitosudarmo (1994 : 177) produk adalah segala sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan manusia . Produk dapat mencakup benda fisik, jasa, prestise, tempat, organisasi maupun idea. Produk yang berujud biasa disebut sebagai barang, sedangkan yang tidak berujud disebut jasa. Berdasarkan atas pengertian produk tersebut di atas, maka terdapat tiga aspek dari produk yang perlu diperhatikan agar memudahkan dalam mempelajari strategi produk. Adapun tiga aspek tersebut adalah :
 Produk Inti (Core Products)
Yaitu produk yang merupakan manfaat inti yang ditampilkan oleh suatu produk kepada konsumen dalam memenuhi kebutuhan serta keinginannya.
 Produk yang diperluas (Augmented product)
Produk yang diperluas mencakup berbagai tambahan manfaat yang dapat dinikmati oleh konsumen dari produk inti yang dibelinya. Perluasan manfaat suatu produk dapat dilakukan dengan memahami serta kemudian menerapkan suatu konsep yang disebut konsep “Generic Need” atau “Pangkal Kebutuhan”. Selain konsep yang telah dijelaskan di atas ada pula konsep yang lain yaitu : “Generic Product” atau “Pangkal Produk”. Generic Product atau pangkal produk adalah merupakan pangkal manfaat dari produk itu atau dapat pula dikatakan sebagai aspek atau manfaat terknis dari produk itu. Sedangkan pangkal kebutuhan atau Generic need adalah manfaat riil yang dibutuhkan dan diharapkan oleh pembeli terhadap produk yang dibelinya itu. Dalam membahas augment product ini kita perlu membedakannya dengan suatu pengertian yang sering membingungkan yaitu konsep “DIVERSIFIKASI PRODUK”. Konsep diversifikasi produk merupakan upaya untuk mengusahakan atau memasarkan beberapa produk yang sejenis dengan produk yang sudah dipasarkan sebelumnya.
 Produk Formal (Formal Product)
Produk formal adalah produk yang merupakan penampilan atau perwujudan dari produk inti maupun perluasan produknya. Produk formal inilah yang lebih dikenal oleh kebanyakan pembeli sebagai daya tarik yang tampak langsung atau tangible offer di mata konsumen.
Tingkat kategori produk
Produk memiliki tingkat kategori untuk meningkatkan penjualan. Tingkat kategori tersebut adalah sebagai berikut :
 PRODUK KONSUMSI
produk yang dibeli oleh konsumen pemakai akhir.
 PRODUK INDUSTRI
produk yang digunakan untuk keperluan operasional industri.
 PRODUK JASA
produk yang bersifat intangible

Hubungan kualitas dengan penjualan
Keuntungan yang didapatkan perusahaan karena menyediakan barang yang berkualitas adalah diperolehnya pendapatan penjualan yang lebih tinggi dan biaya yang lebih rendah, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan.
Perusahaan yang memiliki kualitas yang lebih baik akan memberikan customer value yang lebih baik. Dengan cara ini perusahaan dapat mempertahankan konsumen yang sudah ada, menarik konsumen baru, dan mengalihkan perhatian konsumen pesaing. Upaya ini pada akhirnya akan mampu meningkatkan pangsa pasar total penjualan. Dengan kualitas yang baik sesuai harapan konsumen akan memberikan keuntungan perusahaan dalam menetapkan harga yang lebih tinggi yang pada akhirnya akan menyebabkan naiknya penjualan total yang merupakan indikasi suatu pertumbuhan pangsa pasar.

Sikap Terhadap Produk
Sikap konsumen terhadap produk yang diberitakan menggunakan formalin didekati
dengan dua indikator yaitu keyakinan konsumen terhadap keamanan pangan dan
kecenderungan memilih produk. Perubahan sikap selama pemberitaan berlangsung
membuktikan bahwa pemberitaan promotif dan positif dapat meningkatkan sikap konsumen yang menurun akibat pemberitaan negatif, tetapi tidak mengalami pemulihan.
Pemberitaan ditemukannya formalin pada produk pangan olahan menyebabkan
konsumen merasa kurang aman, cenderung menghindari, menjadi lebih selektif dan
mengurangi intensitas pembelian produk pangan olahan yang diterpa pemberitaan tersebut.
Berita tentang demonstrasi figur publik sedang makan produk yang diterpa berita negative menyebabkan konsumen merasa lebih aman, meningkatkan kecenderungan memilih dan intensitas pembelian, tetapi konsumen tetap lebih selektif dalam pembelian produk. Berita tentang sudah tidak ditemukan lagi formalin pada produk pangan olahan meningkatkan rasa aman bagi konsumen, menjadi cenderung lebih memilih, mengurangi selektivitas dan meningkatkan intensitas pembelian, namun tidak mampu memulihkan seperti sebelum terjadi pemberitaan tentang penemuan formalin pada produk pangan olahan. Secara umum dapat disimpulkan bahwa pemberitaan media massa tentang penemuan formalin pada pangan olahan mendapat tanggapan masyarakat secara kurang proporsional oleh konsumen.

REFERENSI :
WWW.GOOGLE.COM

Jumat, 30 Oktober 2009

PENGERTIAN DAN DAMPAK INFLASI

INFLASI

PENGERTIAN DAN DAMPAK INFLASI

Pengartian Inflasi , Stagnasi , Stagflasi

Arti Inflasi

Inflasi adalah suatu keadaan di mana harga barang-barang secara umum mengalami kenaikan dan berlangsung dalam waktu yang lama terus-menerus. Harga barang yang ada mengalami kenaikan nilai dari waktu-waktu sebelumnya dan berlaku di mana-mana dan dalam rentang waktu yang cukup lama

Arti Stagnasi

Stagnasi adalah suatu keadaan di mana tingkat pertumbuhan ekonomi adalah sekitar 0% per tahun.

Arti Stagflasi

Stagflasi adalah suatu kondisi suatu perekonomian mengalami inflasi dan stagnasi dalam waktu yang bersamaan.

Dampak Sosial Dari Inflasi

Inflasi dapat menyebabkan gangguan pada stabilitas ekonomi di mana para pelaku ekonomi enggan untuk melakukan spekulasi dalam perekonomian. Di samping itu inflasi juga bisa memperburuk tingkat kesejahteraan masyarakat akibat menurunnya daya beli masyarakat secara umum akibat harga-harga yang naik. Selain itu distribusi pendapatan pun semakin buruk akibat tidak semua orang dapat menyesuaikan diri dengan inflasi yang terjadi.

Dijelaskan banyak pengertian inflasi yang disampaikan para ahli. Inflasi menurut A.P. Lehnerinflasi adalah keadaan dimana terjadi kelebihan permintaan (Excess Demand) terhadap barang-barang dalam perekonomian secara keseluruhan. Ahli yang lain yaitu Ackley memberi pengertian inflasi sebagai suatu kenaikan harga yang terus menerus dari barang dan jasa secara umum (bukan satu macam barang saja dan sesaat).

Sedangkan menurut Boediono, inflasi sebagai kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada atau mengakibatkan kenaikan sebagian besar dari barang-barang lain.

Inflasi dapat di artikan sebagai suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus atau inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukkan inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-mempengaruhi.

JENIS INFLASI

Menurut Penyebab Awal Inflasi

Demand-Pull Inflation

Yaitu Inflasi yang disebabkan karena permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat (sering disebut dengan inflasi murni).

Cost-Push Inflation

Cost push inflation ditandai dengan kenaikan harga serta turunnya produksi. Jadi inflasi yang dibarengi dengan resesi. Keadaan ini timbul dimulai dengan adanya penurunan dalam penawaran total (agregate supply) sebagai akibat kenaikan biaya produksi. Kenaikan produksi akan menaikkan harga dan turunnya produksi.

Inflasi Permintaan dan Penawaran

Inflasi ini disebabkan kenaikan permintaan di satu sisi dan penawaran di sisi lain. Timbulnya inflasi karena antara pelaku permintaan dan penawaran yang tidak seimbang artinya jika permintaan barang bertambah sementara penyediaan barang mengalami kekurangan

Berdasarkan Asal Inflasi

Pengaruh kejadian ekonomi di dalam negeri

Inflasi ini terjadi karena pengaruh kejadian ekonomi yang terjadi di dalam negeri, misalnya terjadinya defisit anggaran belanja negara yang secara terus menerus di atas dengan mencetak uang. Hal ini menyebabkan jumlah uang yang dibutuhkan di masyarakat melebihi transaksinya dan ini menyebabkan nilai uang menjadi rendah dan harga barang meningkat.

Imported Inflation atau inflasi yang tertular dari luar negeri.

Inflasi ini disebabkan oleh kenaikan harga barang ekspor seperti teh dan kopi di luar negeri (negara tujuan ekspor), harganya mengalami kenaikan dan ini membawa pengaruh terhadap harga di dalam negeri.

Jenis – jenis Inflasi Menurut Kenaikan Harga - harga

Berdasarkan kepada sumber atau penyebab kenaikan harga-harga yang berlaku , inflasi biasanya dibedakan kepada tiga bentuk berikut :

1. Inflasi tarikan pemerintah

2. Inflasi desakan biaya

3. Inflasi diimpor

1. Inflasi Tarikan Pemerintah

Inflasi ini biasanya terjadi pada masa perekonomian berkembang dengan pesat.Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan pendapatan tinggi yang selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan jasa.Pengeluaran ini dapat menimbulkan inflasi.

Disamping dalam masa perekonomian berkembang pesat , inflasi tarikan permiantaan juga bisa bersalu pada masa ketidakstabilan politik yang terus menerus.Dalam masa seperti ini pemerintah belanja jauh melebihi pajak yang di pungutnya.Untuk membiayai kelebihan pengeluaran tersebut pemerintah terpaksa mencetak uang atau meminjam dari bank sentral. Pengeluaran pemerintah agregat akan akan mewujudkan melebihi kemampuan ekonomi tersebut menyediakn barang dan jasa.Maka keadaan ini inflasi.

Inflasi Desakan Biaya

Inflasi ini berlaku dalam masa perekonomian berkembang dengan pesat ketika tingkat pengangguran adalah rendah.Apabila perusahan – perusahan masih menghadapi permintaan yang bertambah , mereka akan berusaha menaikkan produksi dengan cara memberikan gaji dan upah yang lebih tinggi kepada pekerjanya dan

mencari pekerja baru dengan tawaran dengan pembayaran gaji dan upah yang tinggi ini.Langkah ini menyebabkan biaya produksi meningkat yang akhirnya menyebabkan kenaikan harga – harga berbagai barang.

Inflasi Di Impor

Inflasi dapat juga bersumber dari kenaikan harga – harga barang yang di impor.Inflasi ini akan wujud apabila barang – barang yang diimporyang mengalami kenaikan harga mempunyai persanan yang penting dalam kegiatan pengeluaran perusahaan – perusahaan.Satu contoh hal yang nyata dari inflasi ini adalahefek kenaikan harga minyak dalam tahun 1970an kepada perekonomian Negara – Negara baratpengimpor barang lainnya.Minyak penting artinya dalam proses proses barang – barang industri.Maka kenaikan harga minyak tersebut menaikkan biaya produksi , dan kenaikan biaya produksi mengakibatkan kenaikan harga –harga.

Contoh lain dari peristiwa ini stagflasi adalah keadaan dalam ekonomi Indonesia sesudah krisis ekonomi asia pada tahun 1997. Pada tahun berikutnya pendapatan nasional Indonesia menurun sebesar 13 persen, penganguran mengalami kenaikan yang sangat nyata dan tingkat inflasi mencapai 70 persen .Stagflasi ini berlaku sebagai akibat kemerosatan nilai rupiah yang sangat besar dan ketidakstabilan politik yang ditimbulkan oleh penurunan nilai mata uang yang dratis tersebut.

MASALAH INFLASI (KENAIKAN HARGA )

Masalah yang terus mendapat perhatian dari pemerintah adalah masalah inflasi.Tujuan jangka panjang pemerintah adalah menjaga agar tingkat inflasi yang berlaku berada pada tingkat yang sangat rendah.Tingkat inflasi nol persen bukanlah tujuan utama kebijakan pemerintah karena itu sangatlah sukar untuk di capai.Yang paling penting untuk diusahakan adalah menjaga agar tingkat inflasi tetap rendah.

Ada kalanya tingkat inflasi meningkat tiba-tiba atau wujud akibat suatu peristiwa tertentu yang berlaku di luar ekspentasi pemerintah . misalnya efek dari pengurangan nilai uang yang sangat besar atau ketidakstabilan politik.Menghadapi masalah inflasi yang bertambah cepat ini pemerintah akan menyusun langkah-langkah yang bertujuan untuk mengatasi masalah inflasi yang bertambah cepat tingkatnya.

Berdasarkan kepada tingkat kelajuan kenaikan harga-harga yang berlaku , inflasi dapat dibedakan kepada tiga golongan :

1. Inflasi merayap

2. inflasi sederhana ( moderato )

3. Hiperinflasi

Inflasi Merayap

Inflasi merayap adalah proses kenaikan harga-harga yang lambat jalnnya.Yang di golongkan kepada inflasi ini adalah kenaikan harga-harga yang tingkatnya tidak melebihi dua atau tiga persen setahun.

Hiperinflasi adalah proses kenaikan harga-harga yang sangat cepat , yang menyebabkan tingkat harga menjadi dua atau beberapa kali lipay dalam masa yang singkat . Di Indonesia sebagi contoh , pada tahun 1965 tingkat inflasi adalah 500 persen dan pada tahun 1966 ia telah mencapai 650 persen.dan inflasi seperti ini di golongkan sebagai inflasi sederhana atau moderate inflation.

Inflasi Merayap dan Pertumbuhan Ekonomi

Segolongan ahli ekonomi berpendapat bahwa inflasi merayap adalah diperlukan untuk menggalakkan perkembangan ekonomi.Menurut mereka harga barang pada umumnya naik dengan tingkat yang lebih tinggi dari kenaikan upah.Maka dalam inflasi merayap upah tidak berubah atau naik dengan tingkat yang lebih rendah dari inflasi.sebagai akibatnya kenaikan harga-harga yang berlaku terutama mengakibatkan pertumbuhan dalam keuntungan perusahaan-perusahaan.Untung yang sangat besar akan menggalakkan pertambahan investasi.

Hiperinflasi

Sumber Wujud Hiperinflasi

Hiperinflasi seringkali berlaku dalam perekonomian yang sedang mengalami perang atau kekacauan politik dalam negaranya.Dalam masa-masa seperti ini pemerintah terpaksa menambah pengeluaran yang jauh melebihi pajak yang di pungutnya.Salah satu caranya adalah meminjam dari bank sentral atau mewajibkan bank sentral mencetak lebih banyak uang pembelanjaan pemerintah yang berlebihan tersebut mempercepat pertambahan pengeluaran agregat.Pada umumnya sector perusahaan tidak akan mapu menghadapi kenaikan pengeluaran yang sangat berlebihan , dan sebagai akibatnya harga-harga akan naik dengan cepat.

Apabila inflasi yang tinggi tingkatnya ini berjalan terus menerus , tingkat kegiatan ekonomi akan semakin menurun dan ini menyebabkan pendapatan nasional mengalami kemunduran dan pengangugran semakin meningkat . Ini berarti hiperinflasi cenderung mewujudkan stagfasi.

Efek Buruk Inflasi

Kenaikan harga-harga yang tinggi dan terus menerus bukan saja menimbulkan bebrapa efek buruk ke atas kegiatan ekonomi , tetapi juga kepada kemakmuran individu dan masyarakat.

Minggu, 11 Oktober 2009

Pengertian Merek(PERILAKU KONSUMEN)

PENGERTIAN MEREK

Merek adalah suatu nama, simbol, tanda, desain atau gabungan di antaranya untuk dipakai sebagai identitas suatu perorangan, organisasi atau perusahaan pada barang dan jasa yang dimiliki untuk membedakan dengan produk jasa lainnya. Merek yang kuat ditandai dengan dikenalnya suatu merek dalam masyarakat, asosiasi merek yang tinggi pada suatu produk, persepsi positif dari pasar dan kesetiaan konsumen terhadap merek yang tinggi.Merek adalah suatu nama, simbol, tanda, desain atau gabungan di antaranya untuk dipakai sebagai identitas suatu perorangan, organisasi atau perusahaan pada barang dan jasa yang dimiliki untuk membedakan dengan produk jasa lainnya. Merek yang kuat ditandai dengan dikenalnya suatu merek dalam masyarakat, asosiasi merek yang tinggi pada suatu produk, persepsi positif dari pasar dan kesetiaan konsumen terhadap merek yang tinggi.

Dengan adanya merek yang membuat produk yang satu beda dengan yang lian diharapkan akan memudahkan konsumen dalam menentukan produk yang akan dikonsumsinya berdasarkan berbagai pertimbangan serta menimbulkan kesetiaan terhadap suatu merek (brand loyalty). Kesetiaan konsumen terhadap suatu merek atau brand yaitu dari pengenalan, pilihan dan kepatuhan pada suatu merek.

Dengan adanya merek yang membuat produk yang satu beda dengan yang lian diharapkan akan memudahkan konsumen dalam menentukan produk yang akan dikonsumsinya berdasarkan berbagai pertimbangan serta menimbulkan kesetiaan terhadap suatu merek (brand loyalty). Kesetiaan konsumen terhadap suatu merek atau brand yaitu dari pengenalan, pilihan dan kepatuhan pada suatu merek.

Merek adalah suatu lambang dari suatu produk yang bias mengangggkat produktifitas produk tersebut di pasar konsumen.

Pemberian merek pada suatu produk tidak boleh memiliki yang sudah dimiliki oleh produk lain.Sebab , dengan begitu , konsumen akan kebingungan untuk memilihnproduk yang harus di belinyaDengan adnya merek , maka konsumen akan bias mengenal produk yang akan di beli.Dan mempermudah konsumen tersebut untuk memiliki produk tersebut.

Pemilihan merek bias di lakukan dengan memilih nama merek yang mudah di ingat oleh konsumen, sebab dengan itu , konsumen tidak akan kesulitan untuk mencari produk tersebut.

Suatu produk juga bias memilih merek yang unuk , dengan nama merek yang unik , konsumen akan merasa penasaran unutk mengetahui tentang produk tersebut.dan mungkin akan mencarinya produk apa yang ada di balik nama merek yang unik tersebut.

Merek juga tidak boleh mengandung nama , lambang , yang menyinggung orang lain da terutama melanggar hokum.Disamping itu suatu produk juga harus mempunyai nama merek yang sudah sah dan di lindungi oleh hokum..

Pemilihan suatu merek juga mempengaruhi kelarisan suatu produk di pasar konsumen.Hal tersebut bias di sebabkan oleh kesalahan dalam pemilihan merek.

Jadi kesimpulannya, “ Pemilihan suatu merek yang benar , mudah di ingat oleh konsumen tidak melanggar hokum , bias mengangkat produktifitas produk yang di pasarkan :……………


Referensi.....

      1. Strategi, Jenis/Macam Dan Pengertian Merek / Merk / Brand Produk Barang Dan Jasa - Manajemen Pemasaran

      2. DITJEN-HKI
        Strategi, Jenis/Macam Dan Pengertian Merek / Merk / Brand Produk Barang Dan Jasa - Manajemen Pemasaran